Selamat Datang di blog HI UGM 07

Sesuai dengan ucapan di atas, blog ini adalah blog anak HI UGM 07

Sabtu, 25 Oktober 2008

RI anggota tetap DK PBB

Jumat, 24 Oktober 2008 | 16:50 WIB

JAKARTA, JUMAT - Dilihat dari kontribusi diplomasi regionalnya, menurut beberapa negara sahabat, Indonesia dapat diajukan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal itu dikatakan Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu RI) Teuku Faizasyah, di Gedung Sunda Kelapa Kompleks Deplu, Jakarta, Jumat (24/10). "Kita memang belum secara formal menyebutkan akan menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, tetapi bila memang ada reformasi dalam tubuh lembaga itu yang memungkinkan keanggotaannya diperluas, hal itu mungkin saja," jelas Faiza.

Mengenai reformasi dalam keanggotaan tetap DK PBB, Faiza menuturkan diperlukan kriteria-kriteria tertentu, bukan semata-mata menunjukkan keterwakilan negara berkembang. "Harus ada kriteria yang jelas seperti kontribusi terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Memang kita tak memungkiri banyak peran yang kita turut andil dalam diplomasi konflik di kawasan ASEAN, seperti Kamboja, Filipina Selatan, itu semua bukti-buktinya," jelas Faiza.

Selain itu, dikatakannya, Timor Leste juga mengajukan Indonesia pantas menjadi anggota tetap DK PBB karena mewakili negara muslim dengan komunitas muslim beragam.

Menanggapi kerja sama dengan Rusia dalam bidang militer disinyalir juga bagian dari upaya menggolkan masuk DK PBB, Faiza menampik pernyataan itu. "Kerja sama itu murni bilateral antara Rusia dan Indonesia di bidang pertahanan, dan tidak ada upaya untuk menuju ke arah itu, biar negara lain yang menilai kontribusi kita," katanya







ada yang komen? keren lho

Selasa, 02 September 2008

Postingan Widi

Tadi, si Angga ngasih saya passwordnya blog ini, sekaligus ngasih saya amanat buat menjadi admin blog ini. Reaksi saya, tentu saja “Yassalam! Ternyata Lindsay Lohan seorang lesbian!”. Well, tidak sepenuhnya seperti itu aslinya, tetapi isu yang bersangkutan telah memenuhi kepala saya akhir2 ini.

Saya tidak habis pikir, kenapa saya, penulis blog yang gendengnya seperti ini, harus dituduh sebagai orang yang paling tepat buat ngurusin blog HI 07 ini. Saya mungkin tidak akan posting tentang kuliah. Saya sama sekali tidak punya kemampuan untuk menulis tentang politik-mempolitik.. Nyuruh saya posting banyak2 di sini akan benar2 meruntuhkan reputasi HI UGM.

Jadi mendingan urusan tulisan politik diserahkan ke mahasiswa yang pintar saja yak.
Sebenarnya saya ingin sekali kadang-kadang nulis tentang satir politik, mengalusikan beberapa (atau sedikit, lebih tepatnya) hal tentang hubungan inernasional. Tapi saya sedang ada mega proyek yang menyita hampir seluruh kreativitas, jadi gak bisa nulis deh. Kalo proyek saya udah jadi, akan saya kabari di sini deh, meskipun itu gak ada sangkut pautnya sama kuliah, bahkan lebih cenderung ke sesuatu yang menyesatkan anak bangsa.

Oh ya, buat Angga: btw, kalo ada anak HI yang mau posting di sini mekanismenya gimana sih? Gak mudeng aku.

Ps. Kayaknya seru tuh, kalo kita mempromosikan blog ini ke anak 08.

pesan dari Editor

well, selama ini saya masih bekerja sendiri dan saya masih bingung untuk melakukan apa dan ilmu saya masih sangat rendah. melihat beberapa teman seperti burjo dan widi, yang udah pada jago ngeblog, dan danis, dkk, yang males saya sebut satu2, maka saya membuat keputusan sepihak, maaf yah....

1. widi, menjadi editor kolektif juga lebih di fungsi web design, dengan itu, dia berhak membuat posting dan menerima, dan juga mengedit blog ini. untuk yang lain juga menyusul, tergantung keputusan mas widi...

2. dengan ini, berarti widi punya passsword dan id blog ini, mempunyai kekuasaan penuh,.. beh sadis aja bahasanya...

3. ada beberapa orang, terutama blogger yang punya izin untuk membuat posting, namun karena smwany blm membuat ato blm punya blogger, maka, yah hanya beberapa, seperti yang udh d cantumin nama blognya di HI blog....

well. untuk sementara ini aja pesan dari saya, hihihi, maaf yah agak2 otoriter dikitlah....

Kamis, 28 Agustus 2008

IRCCT

beberapa hari yang lalu mungkin kita memang sempat melihat dosen kita ibu Siti Muti'ah S, berada di debat yang ditayangkan di TVOne. acara debat yang berlangsung tersebut memang cukup seru dan menghebohkan semua unsur acara dan semua aktor yang didalamnya, sampai para pembawa acra juga sungguh heboh.

namun hal yang pasti kita perhatikan adalah bagaimana sikap kurang menghormati antara anggota lain ke anggota lainnya yang suka memotong pembicaraan secara langsung dan tidak sopan, sehingga terlihat sangat memalukan sekali dan saling mempermalukan tanpa tahu norma-norma di indonesia.

pada dasarnya sekaligus ingin mempromosikan program DASS dan Inka di KOMAHI yang akan dilaksanakan soft opening tanggal 1 september 2008 ini. yaitu IRCCT, International Relation Community for Critical Thinkers.

maka dari itu, saya mengharapkan kawan-kawan untuk soft opening, pada awalnya kita menggunakan bahasa indonesia lebih dahulu, supaya kita tahu proses lebih mudah...

jadi... ayo gabung, daftar2 hahahah

Senin, 21 Juli 2008

Need People! lowongan sukarelawan

Dibutuhkan nih, kawan-kawan yang sukarela dan kira-kira agustus pertengahan udah di Jogja, diharapkan banget bantuannya dalam mengerjakan pilot project, simulasi sidang HI.. deskripsi lebih lanjut akan dijelaskan pada hari H... kira-kira butuh 20 orang lowongan untuk proyek KOMAHI ini.. tlg tulis comment d sini untuk ikut sbg sukarelawan.tks sblmnya...

pengantar: sidang HI adalah bentuk praktik dari empat kemampuan utama yang diperlukan dalam berpolitik secara internasional dan lokal, pertama adalah bicara di depan umum, kedua adalah menulis di sebuah forum, dan lobi-lobi kepada anggota lain.. serta mungkin diharapkan melatih bahasa inggris juga...

Sabtu, 19 Juli 2008

EKSEKUSI MATI SUMIARSIH DAN SUGENG, SEBUAH KEMENANGAN ATAU TRAGEDI BANGSA INDONESIA?

Sumiarsih dan Sugeng ialah ibu dan anak yang telah melakukan pembantaian terhadap keluarga Letkol Purwanto pada tahun 1988. Mereka membantai 5 orang anggota keluarga Letkol Purwanto dikarenakan masalah hutang-piutang, dan Pengadilan Tinggi Surabaya telah memvonisnya dengan hukuman mati pada tahun 1989. Setelah itu Sumiarsih dan Sugeng dipenjarakan masing-masing di Rutan Madaeng Surabaya dan Rutan Sukun Malang. Selama 20 tahun dipenjara, mereka berulang kali mengajukan grasi terhadap Presiden tetapi selalu ditolak.

Akhirnya, tepat tadi malam, tanggal 18 Juli 2008, mereka dieksekusi oleh 12 regu tembak dari Brimob. Eksekusi itu disaksikan oleh para pengacara, pemimpin rohaniawan. hingga ahli kesehatan dari Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Sebelum dieksekusi ini, Sumiarsih dan Sugeng melakukan upaya terakhir mereka dengan mengirim permohonan peninjauan didasari aspek kemanusiaan kepada Presiden, tetapi sampai menjelang ajalnya, tidak ada balasan dari Presiden. Dengan dieksekusi matinya Sumiarsih dan Sugeng merupakan suatu kemenangan hukum di Indonesia, karena ketegasan hukum itu sendiri sukses dilaksanakan.

Banyak orang juga melihat hukuman mati ini tidak didasari aspek HAM, karena hal ini dianggap sangat kejam. Jika kita berani untuk menkomparasi, apakah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Sumiarsih dan Sugeng terhadap keluarga Letkol Purwanto sebanding lurus dengan pelanggaran HAM yang wajib dilaksanakan oleh eksekutornya yakni pihak berwajib. Tentu saja jawabanya tidak, karena bagaimanapun juga, Sumiarsih dan Siugeng tidak akn mati, jika mereka tidak melakukan pembantaian yang terjadi di rumah Letkol Purwanto, jalan Dukuh Kupang, Surabaya. Celakannya, momen-momen sebelum eksekusi ini dimanfaatkan oleh satu pasangan Calon Gubernur Jawa Timur untuk menarik simpati dengan memberi dukungan kepada terpidana. Apakah mereka hanya membuat sensasi belaka, tapi apakah mereka tidak sadar atau pura-pura tidak sadar bahwa terpidana ialah seorang penjahat. Di samping itu pula, Pers juga mendramatisir momen-momen ini dengan memberitakan secara besar-besaran, sehingga terkesan eksekusi ini ialah sebuah hal yang eklusif.

Maka dari sinilah kita bisa bertanya," Apakah Eksekusi Mati Sumiarsih dan Sugeng Sebuah Kemenangan atau Tragedi Bangsa". Dalam prespektif saya sendiri ialah hal ini merupakan Kemenangan Bangsa dalam hal hukum, sebab penegakan hukum berhasil dengan sukses, tetapi merupakan sebuah Tragedi dalam Perpolitikan, karena adanya Calon Gubernur yang untuk mendapatkan dukungan menggunakan momen ini, mengapa, karena saya melihat hal ini merupakan suatu ketidakmampuan calon tersebut untuk lebih peka terhadap isu-isu yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Tragedi juga saya lihat terjadi dalam pers sadar atau tidak sadar, dengan menganggap terlalu eklusif sebuah momen eksekusi mati, akan membelah dua pemikiran dalam masyarakat dan memunculkan adanya pertentangan.

CAESAR ARDIAN OKTAWA ABDULLAH MARNANDEL PUCHA VALAVILHI-UGM-07/21988

GAYA KEPEMIMPINAN KEJAM DI AFRIKA

Afrika, sebuah benua yang selalu dianggap sebagai yang terbelakang. Dengan tingkat pendidikan rendah, wabah penyakit, kemiskinan dan kemiskinan, Afrika dalam tanda kutip sangat mengerikan.Tanpa dipungkiri pula telah muncul berbagai gaya kepemimpinan kejam di berbagai negara-negara yang terletak di benua ini.
Gaya kepemimpinan di afrika sendiri memiliki banyak variasi dan kebanyakan memang cenderung ke suatu rezim diktator. Rezim dimana memegang kontrol secara absolut di negarannya dan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Kebanyakan pula rezim-rezim diktator ini membawa suatu keadaan negara yang sangat tenang tetapi mencekam. Hal ini disebabkan, biasannya diktator menggunakan unsur-unsur militer untuk mengamankan hegemoninnya dalam negaranya itu sendiri.
Contoh-contoh gaya kepemimpinan di Afrika seperti kleptokrat di Zaire (MOBUTU SESE SEKO), psychotic di Liberia (SAMUEL KANYON DOE), Emporium di Afrika Ekuatorial ( KAISAR BOKASSA) dan sebagainya. Para pemimpin negara-negara tersebut diatas telah digulingkan karena kekejamannya terhadap rakyat, salah satunya ialah Kaisar Bokassa. Raja satu ini membuat negaranya bangkrut setelah penasbihannya dan pemberian mahkotanya olehnya sendiri yang menghabiskan sekitar USD 250 juta. Di samping itu pula Bokassa terkenal dengan sifat kanibalnya, yakni memakan bagian tubuh lawan-lawan politik yang telah ia bunuh. Sedangkan Mobutu Sese Seko ialah seorang kleptokrat sejati, dia mengeruk keuangan negara untuk keluarganya dan menyebabkan Zaire pada saat kepemimpinannya mengalami inflasi sebesar 6000%. Samuel Kanyon Doe dengan latar belakang psychoticnya pernah memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk saling membantai satu sama lain.
Yang paling legendaris mungkin ialah IDI AMIN dari Uganda, seorang mantan petinju dan juru masak dalam angkatan perang yang mengalami sifilis otak dan menjadi Presiden Uganda setelah mengkudeta Apollo Milton Obote. Mayoritas Gaya kepemimpinan di Afrika yang kejam semuannya ada dalam diri Idi Amin, mulai dari kleptokrat, oligarki, hingga psychotic. Dia pernah melakukan genosida terhadap suku-suku yang merupakan suku musuh dari sukunya yakni Kakwa dan Lugbara. Memiliki 5 orang istri, 34 gundik dan 37 anak, membuat Idi Amin terkenal sebagai Don Juan Afrika pada dekade 70-an.Sampai era sekarang pun masih juga ada pemimpin kejam di Afrika. Salah satunya ialah Robert Mugabe dari Zimbabwe, seorang marxist yang sangat memegang absolut negaranya dari awal merdeka hinnga tahun ini selama 20 tahun. Zimbabwe menjadi negara termiskin di region Afrika bagian selatan karena gaya kepemimpinan Mugabe yang melancarkan teror-teror, kolektivitas lahan pertanian dan pembunuhan.
Tahun ini saja Zimbabwe mengalami inflasi sebanyak 165.000% dan merupakan jumlah inflasi terbesar dalam sejarah kehidupan manusia modern.Itulah mengapa negara-negara di Afrika, banyak yang masih bersifat weak atau bahkan weakness state. Rezim kejam, pembantaian, teror, dan kanibalisme serta klepto addict menyebabkan keterpurukan di negara-negara seperti di atas.

CAESAR ARDIAN OKTAWA ABDULLAH MARNANDEL PUCHA VALAVILHI-UGM-07/21988

Jumat, 18 Juli 2008

sekulerisme untuk indonesia maju(caesar)

SEKULERISME. banyak kelompok-kelompok agama ekstrimis bahkan cenderung ke chauvinis menentang cara pandang ini, well ak malah melihat orang-orang yg menentang ini cenderung kuno, tradisional,bahkan hidup konvensional.
Apa salahnya dengan sekulerisme, faham dimana kita melihat manusia itu dilahirkan dengan kredibilitas yang sama dan akan kembali dengan keadaan yg sama satu dengan lainya.Aku disini mengambil salah satu implementasiku sendiri akan cara pandang sekulerku, yakni untuk beragama. Agama merupkan sesuatau rahasia antara personal satu dengan TUHAN-nya, jadi baik anata umat beragama dalam maupun luara agama janganlah saling menjustifikasi atau menanamkan stigma negatif bahkan saling menyebar propaganda.
Direfleksikan di negara kita tercinta INDONESIA, dimana memiliki 6 agama(Islam, kristen, katholik, hindu, budha,dan konghucu), seharusnya umat-umat agama tersebut saling mendukung secara kontinu agar negara kita ini cepat maju dari semua aspek.Logikannya, jika antar agama saling berkerja sama, maka akan tercipta suatu kestabilan sosial masyarakat, setelah itu pasti juga akan tercipta kestabilan keamanan yang akan menimbulkan adanya kestabilan perekonomian.
Mengapa, salah satu contohnnya, jika suatu negara telah tercipta kestabilan sosial dan keamanan, investor baik kontinental maupun interkontinental bakal tertarik untuk berinvestasi dan selanjutnya tahulah sendiri keuntungan-keuntungan dari suburnya iklim investasi bagi bangsa.Terakhir, jika kestabilan ekonomi telah tercapai, maka kestabilan politik pasti akan tercapai pula.
Sekali lagi pasti. Jadi jangan menjustifikasi suatu faham tanpa terlebih dulu mengerti faham tersebut. Sebelum menilai sesuatu, lihatlah INDONESIA ini, negara yang memilki laut yang sangat luas, tapi mengapa menjadi negara yang tidak luas pengaruhnya.(ALFRED THAYER MAHAN mengatakan, negara yang luas lautnya sangat besar, maka cenderung memiliki pengaruh besar dalam politik intenasional,bahkan cenderung agresif). Mari kita bersatu tanpa melihat latar belakang atau SARA untuk memajukan INDONESIA demi keturunan-keturunan kita di masa depan...

VIVA AND GLORY INDONESIA>>CAESAR ARDIAN OKTAWA ABDULLAH MARANANDEL PUCHA VALAVILHI UGM/07/21988

Kamis, 10 Juli 2008

Capres SLTA dan Sarjana

Dalam media massa, wacana capres memang sudah tidak asing dan selalu dipermasalahkan dalam tiap saat menjelang pemilu. DPR juga sudah mendiskusikan apa syarat capres untuk pemilu, khusunya terutama pemilu 2009. Pemilu 2009 sudah di depan mata, hanya tinggal hitungan bulan maka ada pemilihan umum, dan hitungan hari, kampanye dan bendera siap dipasang di rute-rute berangkat kerja. Hal yang difokuskan di sini adalah kenapa presiden harus SLTA dan kenapa Presiden haru Sarjana? Kenapa tidak SLTP atau hanya lulusan SD.

Konstitusi Indonesia telah menerapkan pendidikan minimal seorang Capres atau presiden adalah SLTA. Melihat dari hal tersebut banyak fraksi yang meragukan mana yang lebih pantas untuk menjadi Capres.

Lulusan SLTA berarti lulusan SMA (ya elah, semua juga tau itu), lulusan SLTA dalam konteks pemikiran paling tidak mendapat edukasi yang cukup tinggi dan tentu mempunyai logika yang lebih baik. Kenapa saya katakan mempunyai logika yang lebih baik? Pertama adalah karena paling tidak mereka belajar algoritma dan mereka tentu belajar masalah matematika yang memang terbukti melatih logika. Hal tersebut memang bukanlah sebuah absolutisme, namun memang sudah sebuah fakta yang terjadi kepada banyak orang. Kemudian dari sisi edukasi memang banyak lulusan SLTA yang telah belajar masalah politik dan sosial lebih dalam, karena masalah kedewasaan yang sudah cukup ada, serta pengetahuan tentang politik tersebut lebih luas, terlepas dari kepintaran individu masing-masing, maka paling tidak individu tersebut tahu mana yang benar dan salah. Alasan kedua adalah lulusan SLTA atau sederajat adalah dimana pendidikan orang sudah cukup lengkap, dengan kemampuan baca dan tulis, serta komunikasi yang cukup lancar dan mempertimbangkan lulusan SLTA juga adalah dalam tenaga kerja terdidik. Meskipun di era sekarang, banyak lulusan SLTA yang kerja di kantor hanya sebagai tukang ketik, namun sekali lagi, paling tidak mereka mempunyai kemampuan cukup. Selain itu, banyak pertimbangan bahwa lulusan SLTA yang bisa menentukan arah. Apabila mereka bisa mempunyai uang yang cukup banyak atau mereka mempunyai beasiswa, maka mereka pasti akan pergi ke bangku kuliah, namun mereka juga bisa memilih untuk masuk akademi atau jalur lain mereka paling tidak sudah siap untuk bekerja secara mandiri.

Lulusan Sarjana atau S1, mempunyai beberapa keunggulan yang memang sudah berbeda dari lulusan SLTA. Lulusan sarjana ataus sederajat mempunyai keunggulan yang lebih fokus dan mereka juga tidak melupakan kemampuan di SLTA. Lulusan sarjana sebetulnya jauh diunggulkan dalam dunia kerja dan dunia nyata. Mereka mempunyai probabilitas diterima sebagai karyawan daripada lulusan SLTA.

Melihat sebuah hal yang lucu, lulusan S1 sebetulnya mempunyai kelemahan dengan adanya persyaratan ini, maka akan banyak orang yang ingin menjadi presiden akan terhalang. Bila melihat edukasi di Indonesia yang dinilai masih cukup mahal, maka tentu hanya sebagian orang yang bisa menjadi presiden, bagaimana dengan khusunya pengusaha dan umumnya rakyat yang hanya lulusan SMA, kenapa mereka harus terhalang haknya untuk berpolitik sebagai presiden hanya karena kualifikasi pendidikan yang cukup tinggi. Pada akhirnya pemerintah akan menuntut pemimpin bangsa adalah lulusan S1, terlepas dari praktek di lapangan, banyak yang harus dilalui seseorang menjadi capres, dan hak politknya akan terhalang oleh biaya.

Berkaca pada tipe masyarakat Indonesia yang majemuk, berorientasi pada kharisma seorang pemimpin, maka perlukah sebuah lulusan S1 untuk maju ke depan, kenapa tidak lulusan SMA saja, pada akhirnya seorang presiden juga akan perlu orang-orang pintar dibaliknya untuk membantu dalam tugas-tugasnya. Seorang presiden juga bukanlah seseorang yang terlalu bodoh dan diperalat oleh orang-orang lain untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu.

Menggunakan dan melanjutkan argumen diatas, maka marilah kembali ke hal fundamental. Pendidikan di Indonesia mengatakan wajib belajar 9 tahun, atau dengan kata lain, SMP sudah cukup. Kembali lagi ke masalah biaya, maka siapa yang sekarang melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA? Tentu mereka yang punya keuangan cukup untuk hidup dan menyekolahkan sampai tingkat SMA, dengan begitu, berarti bahwa ada sebuah kesalahpahaman antara program wajib belajar dan program pemilu. Program pemilu mengatakan kualifikasi pendidikan SMA, atau sederajat. Hal ini kembali memperkuat adanya sebuah tembok yang menghalangi orang untuk menjadi seorang presiden. Penghalangan ini berarti melanggar hak orang untuk berpolitik, khususnya menjadi capres.

Kesalah pahaman ini bisa diperbaiki dengan beberapa alternatif cara. Pertama adalah menurunkan standar kualifikasi Capres. Kenapa hal ini masuk dalam alternatif ? karena sebuah alasan kesalahan pemerintah yang menyediakan pendidikan hanya sampai SMP, dan yang tidak bisa melanjutkan maka tidak bisa menjadi capres. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah yang cukup adil, agar tidak menghalangi dan menyaring hak politik untuk menjadi presiden yang hanya mampu dilakukan keluarga yang sekolah sampai tingkat SMP.
Alternatif kedua adalah untuk menaikkan wajib belajar menjadi dua belas tahun. Kenaikan standar ini berarti menolong orang agar tidak tersaring hak politiknya. Namun alternatif ini mempunyai kelemahan yaitu bisa digunakan untuk jangka panjang.

Pada dasarnya perlu win-win solution mengatasi masalah pendidikan dan poltik di Indonesia yang jelas dan nyata dari pemerintah apabila ada sebuah proposal untuk capres S1.

Selasa, 01 Juli 2008

Menghadapi Pemilu 2009

Melanjuti artikel saya beberapa artikel sebelumnya, ada beberapa hal yang terbukti di dalam artikel tersebut. Pertama adalah bahwa kharisma SBY telah menurun, dengan bukti bahwa jajak pendapat beberapa media masa yang membuktikan sendiri. Kedua adalah kampanye untuk tahun 2009 telah dimulai sedikit demi sedikit, dengan bukti beberapa parpol sudah mulai pasang 'gigi' untuk menggaet massa. Ketiga adalah asumsi saya dalam menanggapi bahwa kinerja kabinet juga pasti akan turun.
mulai membahas fakta pertama, SBY mulai kehilangan kharismanya. Saat pertama SBY naik panggung pada pemilihan calon wapres saat zaman megawati. Saat itu SBY mulai berkampanye untuk persiapan tahun 2004 dengan mendirikan partai demokrat. Partai yang dibentuk dengan beberapa "buangan" parpol seperti Golkar, PDI-P, dan PAN. SBY berhasil membuat citranya naik dengan menjadi presiden. Resep rahasia SBY nampaknya berasal dari keunggulan dalam bentuk fisik, kecerdasan otak, dan gaya bicaranya.
dari sudut kecerdasan otak dibanding capres Megawati, jelas bahwa SBY merupakan lulusan militer, paling tidak SBY mempunyai ijazah S1. Namun apa alasan SBY bisa menang dari Amien Rais yang sudah mendapat gelar profesor? Menurut hemat saya, hal ini jelas diakibatkan oleh dukungan partai Golkar yang saat itu dibelah dua, menjadi pendukung wiranto, dan JK. Dan melihat masyarakat majemuk indonesia yang bersifat berdasarkan kharisma yang dibentuk SBY.
Alasan bentuk fisik yang merupakan hasil tempaan dari TNI telah membentuk fisik yang tegap dan kuat. Apabila dibandingkan beberapa capres yang lain, jelas sosok tempaan TNI yang masih terjaga badannya. Bukan maksud menyinggung sosok fisik capres lainnya, namun nampaknya SBY merupakan sosok paling ideal untuk umur dan kondisi.
gaya bicara SBY yang paling berhati-hati, penuh pertimbangan dan sangat memikir dalam-dalam segala hal yang sesuai dengan filosofi jawa. Mengakibatkan rakyat sangat suka dalam pidatonya yang pelan-pelan dan dalam.

hal yang mengakibatkan jatuhnya kharisma SBY adalah masalah BBM dan sikap SBY yang terlalu moderat. Masalah BBM yang sudah jelas adalah karena dalam kenaikan BBM terakhir SBY berjanji untuk tidak menaikkan BBM lagi. Namun sesuai dengan pendapat saya sebelum ini, bahwa kondisi internasional tidak bisa membuat indonesia bertahan lebih lama. Namun lebih baik hal kenaikan BBM tidak perlu dibahas lebih dalam. Hal yang cukup jelas adalah bahwa ada kegagalan institusional dari pemerintah sendiri. Kegagalan yang berupa komunikasi politik yang cukup aneh dan hanya bisa dimengerti oleh orang yang mau memperhatikan dan mengerti penjelasan dari pemerintah. Apa bukti kegagalan secara institusional adalah demo mahasiswa yang merebak. Demo mahasiswa tersebut hampir mendekati anarkisme setingkat tahun 1998, namun lebih parah, karena tahun 1998 masalah yang diproses adalah sangat banyak, sedangkan tahun 2008, masalah yang diprotes hanyalah BBM. Artinya bahwa kegagalan institusional ini cukup parah dengan asumsi bahwa kita tidak perlu membahas faktor X yang ada dalam demo tersebut.
Kedua adalah sikap dari SBY yang sangat moderat. Banyak dari masyarakat Indonesia saat ini ingin melihat perubahan-perubahan, banyak juga masyarakat indonesia yang bosan dengan gaya SBY. Melihat cerminan dari JK yang lebih cenderung bercanda dan lebih mengasikkan daripada SBY. Sehingga tindakan ini juga mengakibatkan perhatian masyarakat teralih dari SBY ke JK. Terbukti bahwa nampaknya JK sudah siap menjadi Capres, sedangkan SBY masih ragu-ragu dalam sikapnya untuk tahun 2009.
pembuktian kedua adalah kampanye awal yang dilakukan partai politik. Sepertinya hal ini akan wajar-wajar saja, terlebih, melihat bahwa pemilu akan mulai dalam satu tahun terakhir. Namun mengapa hal ini cukup menjadi masalah yang cukup urgent dan unik?
dalam candaan politik Indonesia, waktu yang digunakan untuk 5 tahun adalah, tahun pertama meneruskan program kabinet sebelumnya. Tahun kedua adalah membangun citra yang baik. Tahun ketiga untuk bekerja secara optimum, tahun keempat untuk menjatuhkan lawan, dan tahun terakhir tidak ada kerja selain untuk berkampanye pemilu selanjutnya.
hal diatas tidak hanya sekedar candaan, marilah tengok ke belakang apa yang telah terjadi dari tahun 1998 hingga 2008. Pastilah siklus candaan diatas terjadi secara hampir 100% benar.
Politik indonesia di tahun 2008 menjadi transisi fase akhir dimana sebetulnya banyak pihak yang sedang menjatuhkan lawan politik dan dijatuhkan. Di sisi lain karena banyak yang berkonsentrasi pada perang politik dingin, maka kinerja masing-masing sudah mulai melemah dan semakin tidak optimum.
lihatlah SBY yang sekarang menjadi lemah posisinya karena kenaikan BBM ini, kemudian ada lawan politiknya yang memanfaatkan keadaan tersebut dengan iklan di media elektronik. Di sisi lain, kabinet SBY juga mencari posisi politik dengan menaikkan harga nya untuk maju ke pemilu 2009 entah persiapan dengan menjadi capres, atau hanya unjuk gigi kekuatannya dengan mendirikan parpol baru. Selain itu posisi SBY juga melemah dengan menghilangnya pendukung dari partai sendiri yang kemudian mendirikan partai baru atau bergabung dengan partai yang lebih bonafit.
Dari hal diatas, hal yang paling dikhawatirkan adalah ketika kabinet harusnya kerja sangat ekstra keras untuk memperbaiki pemerintahan, ditengah kondisi yang cukup buruk di Indonesia, mereka malah tidak bekerja optimum, dan pada akhirnya kondisi rakyat indonesia yang harus menanggung beban perang politik ini.

dalam asumsi saya masalah kinerja kabinet, sebetulnya saya sangat berharap semua pihak mengatakan asumsi saya salah. Namun apa yang membuat asumsi saya menjadi semakin yakin adalah perilaku para kabinet dan juga perilaku legislatif dan yudikatif yang semakin lucu apabila disimak di negara lain, dan semakin mengerikan apabila ditelaah dari negeri sendiri. Sikap legislatif yang selalu terkena skandal mulai dari korupsi sampai dengan pelecehan seksual seakan-akan menjadi hal yang biasa. Apabila ditelaah lebih jelas maka tampak bahwa sepertinya semua ini merupakan bagian dari akal politik para politisi untuk menjatuhkan satu sama lain.
Di seberang, yudikatif juga ditelanjangi oleh KPK dan banyak nama-nama yang muncul di dalam kasus tersebut. Dalam hati kita bisa tertawa melihat hal ini, akan tetapi di pikiran rasional maka jelas nyata bahwa rakyat telah ditipu selama ini oleh pemerintah yang berisi koruptor.

akhir kata, apakah pemilu 2009 bisa membawa pencerahan, bukan pemerintah, tetapi rakyat yang menjadi aktor utama. Rakyat seharusnya menjadi aktor yang melihat penggunaan uang pajak, menghentikan korupsi sampai hal terkecil. Pada dasarnya apabila rakyat telah menjadi individu yang benar, maka pemerintah juga tidak akan berani bermain gila. Pembangunan mental memang perlu, dan memang memakan waktu lama, dan juga pastinya pemerintah perlu pecut untuk awal-awal gerakannya.

Selasa, 24 Juni 2008

anarkisme demo=kembali ke titik "nol"

sepuluh tahun lalu, sebuah demonstrasi mahasiswa berhasil menumbangkan rezim orde baru yang telah bertahta selama 32 tahun. saat itu, hampir seluruh aktivis mahasiswa turun ke DPR/MPR untuk berdemonstrasi di kediaman senayan. demonstrasi tersebut disatu sisi berhasil membuat perubahan yang signifikan. perubahan meliputi aspek sosial, aspek politik, dan terutama hak asasi manusia.





Perubahan dari zaman orde baru ke orde reformasi memang benar-benar berubah, demonstrasi mahasiswa akhirnya menjadi senjata ampuh para orang yang mempunyai kepentingan politik. dalam beberapa tahun ini, banyak terjadi demonstrasi yang memang cukup ampuh dan menjadi senjata dalam kebijakan pemerintah, bukannya melalui konstitusi yang sah, yaitu melalui DPR, atau melalui LSM yang mempunyai akses ke DPR namun melalui media yang bernama demonstrasi mahasiswa yang sepertinya menamakan atas rakyat. Hal ini juga menandai adanya disfungsi DPR yang seharusnya menampung aspirasi rakyat dan juga menjadi sarana komunikasi kebijakan pemerintah. Dengan kata lain, DPR telah gagal dalam hal ini.





disisi lain, demonstrasi tahun 1998, juga mempunyai sisi yang sangat tidak baik. yaitu gerakan yang cukup kasar dan anarkis. Dari sudut orang awam, mungkin saja, tidak akan terlihat anarkisme dari mahasiswa, namun lihatlah apa yang terjadi di dalam demonstrasi tersebut, banyak korban berjatuhan bahkan mengakibatkan citra polisi menjadi jelek. namun saya juga tidak menutupi adanya penunggang yang ikut-ikutan dalam demonstrasi tersebut.





sayangnya, demonstrasi yang anarkis menjadi senjata andalan dari demonstrasi mahasiswa. ibarat sebuah virus, maka demonstrasi mahasiswa yang efektif harus disertai gerakan anarkis.





marilah kita lupakan sejenak tahun 1998, dan anggap yang berlalu biarlah menjadi kenangan dan semoga tidak terulang.





kembali ke zaman 2000-an, dimana ekonomi global tidak normal sehingga menyebabkan harga minyak dunia sangat melejit dan cukup membuat seluruh masyarakat dunia "mabuk" akan efeknya. Sudah jelas di modern age semua kebutuhan harus disertai dengan minyak. mulai dari pergi ke kantor, kuliah, hingga persoalan sepele seperti makanan. apabila kita sedikit berpikir, maka kenapa efek rantai dari minyak ini juga bisa berantai ke kenaikan harga pangan cukup mudah. bayangkan saja apabila beras yang kita masak kemudian menjadi nasi, itu harus diangkut dengan sebuah truk yang tidak memakai bensin(solar). maka tentu akan menjadi sangat murah.





tidak hanya di negara berkembang, efek minyak dengan harga tinggi juga terkena pada banyak pihak termasuk negara anggota OPEC. meskipun sepertinya mereka adalah aktor yang paling berfoya-foya, namun tetap saja bahwa mereka membutuhkan bahan impor pangan, yang juga naik. pada akhirnya semua sama saja...

pemerintah indonesi juga kembali bekerja keras untuk memikirkan kebijakan apa yang paling tepat untuk diambil. akhirnya pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM, dan memberikan kompensasi berupa BLT yang sebetulnya juga tidak efektif, namun sebaiknya tidak usah d bahas dalam artikel ini.


setelah keputusan pemerintah per 1 juni 2008, maka harga BBM menjadi naik sekitar 30%. kenaikan ini masih sangat diprotes oleh para mahasiswa dan beberapa kalangan yang merasa tidak setuju. Hal yang paling menjadi masalah adalah tindakan mereka.


merespon dengan kejadian tanggal 24 juni 2008, dimana di daerah semanggi demonstrasi dilakukan dengan sangat terlalu anarkis, dimana ada satu mobil berplat merah yang kemudian dibakar dan tentu hancur lebur. beberapa pihak sempat mengatakan bahwa sebetulnya bukanlah mahasiswa yang melakukan hal ini, namun pihak "preman" karena melihat postur tubuh dan muka yang tidak mungkin dilakukan bahkan untuk mahasiswa abadi (kuliah 7 tahun).


dalam artikel saya sebelumnya "Demo Mahasiswa:Anggara R" maka dapat ditarik kesimpulan bahwa demonstrasi mempunyai satu efek buruk yaitu semakin meruginya masyarakat. mengapa saya katakan demikian tak lain adalah karena pada dasarnya, ketika terjadi demo banyak masyarakat yang terkena macet, dan tentu menghabiskan BBM. bukannya mahasiswa demonstrasi untuk berbuat lebih irit BBM, atau mungkin mereka mencari penghemat BBM, malahan mereka berbuat pemborosan BBM. apalagi dengan aksi ini, mereka tidak hanya membuat macet, namun menyebarkan teror.

dalam aksi ini, mobil yang dibakar adalah mobil berplat merah, yang tentu berarti mobil milik kantor dan mobil ini punya negara. dengan asumsi ini, maka para demonstran melakukan aksi anarkis terhadap aset negara. mereka melakukan dengan poin justifikasi bahwa ini adalah aspirasi mereka.

apakah mereka tidak sadar, bahwa mereka juga bisa dikategorikan teroris? dalam buku world politics, terorisme adalah gerakan dengan kekerasan dan menyebarkan ancaman yang biasanya bermotif politik. Dalam frase menyebarkan ancaman berarti adalah secara menyeluruh. jika saja anda dalam kondisi seperti diatas dan anda sedang dalam radius 100m, menggunakan mobil apa pun, tentu anda akan panik dan berharap tidak menjadi sasaran. cobalah anda bayangkan...

kembali lagi pada gabungan zaman orde baru dan zaman reformasi, maka sudah jelas, apakah Indonesia mau kembali ke titik "nol" dimana semua anarkisme menjadi pembenaran ataupun menjadi satu paket dalam demonstrasi?

apabila melihat secara pendek, bahwa sebenarnya pada tahun 1998, yang dipermasalahkan sangat banyak, sehingga wajar apabila ada sebuah kekerasan dan anarkisme sedikit. sekarang, pada zaman 2008, dimana Indonesia adalah salah satu aktor yang menghormati HAM, dan Indonesia juga salah satu negara yang demokrasi, dan hanya karena urusan BBM, kemudian harus terjadi anarkisme?

apakah negara ini mau kembali ke titik kebodohan atau titik "nol" dan mengulang semua yang sudah terjadi? mari kembali dipikirkan apakah mahasiswa ataupun siapa saja perlu melakukan tindakan anarkisme ini? saya rasa sangat tidak perlu dengan mempertimbangkan social cost yang sepertinya lebih mahal daripada efeknya.

marilah kitta pikirkan.....



Rabu, 18 Juni 2008

diskriminasi gadis eksotik (dari alya)

diskriminasi gadis eksotik..

zaman boleh aja tambah tekno, tambah modern, maw kmana aja gampang, palagi besok pasar bebas, makin gampang aja itix antrax masuk ke indonesia. wuiihh, gimana maw bebas flu burung, kalo burung makan burung sakit??? hwakakakak.. zaman modern dimana celana cutbray tak lagi berkibar, rambut krebo jarang diminati (kecuali kriting giring dan gimbal rasta yang tetap sajah mewabah), dan pola pikir masyarakatnya yang dah kagak lagi primitif, dimana nenek saya pernah bilang," nok, kowe nak sesuk nduwe anak tho, nggawe sak jebolmu yo, ben rejekine akeh, gen cepet le sugih, njuk eyang dijak muter-muter ning Eropa" ( translate: nak, kalo kamu besok punyak anak, buat aja sepuas kamu, biar rejekinya banyak, biar cepet kaya, truz eyang diajak keliling Eropa ).

wealah mbah, ada yang mw sama saya aja udah syukur, koq request banyak anak segala? mangnya mw buat kesebelasan sepak bola apa?selain itu, tingkah laku yang mengarah pada tindakan diskriminasi pun masih saja terjadi. baik itu secara sadar ataupun tidak sadar. dari jamannya Abraham Lincoln ampe Nelson Mandela pun diskriminasi memang masih terjadi. kasihan ntu bapak-bapak ya, dah ampe ajal menjemput pun tetap aja perbudakan dan diskriminasi warna kulit tetap terjadi di berbagai belahan dada. ehh, maksudnya belahan dunia. SAYA SAKSINYA!!!secara ngalamin sendiri..ini bener-bener cerita laknat dalam sepanjang hidupq melebihi rasisme yang ku terima di Aussie (buat yang belum tau baca: tragedi itik buruk rupa). masa SMPku yang kelam, mendung, kelabu, hujan, gerimis, banjir, halah opo c..yang pasti saya merasakan benar-benar perlakuan diskriminasi di masa SMP yang singkat yang alhamdulillah cuma dua taon! kalo lebih dari itu, dijamin bakal meletus balon hiJAu, DOOR!! Hatiku sangat kacau..koq malah jadi nyanyi balonku c??yah.. kejadian ini bermula saat saya tinggal di Padang, Sumatera Barat. selama 10 bulan saya ngekos dan tinggal sendiri. dan harus mengalami penderitaan yang begitu berat. halah, koq kayak derita TKI aja malahan.jujur, semasa SMP, saya gak punya temen deket di kelas. dan entah kenapa anak-anak cewek di kelas pada ngejauhin saya. apa mungkin karena mereka silau akan pesona keeksotikan saya ya?hahaha. tapi, yang pasti mereka gak cuma sekedar ngejauhin, tapi juga ngehancurin! (buihh, anak SMP aja dah bisa buat strategi invasi, gimana generasi Indonesia kalo gini jadinya coba??)setiap masuk masa-masa ujian mid dan semester, mereka mulai membuat ulah dengan mengkambing hitamkan saya.( damn, mentang-mentang saya COKLAT!!)ada yang menuduh saya mencuri,dituduh mencontek saat ujian ( padahal saat itu mereka sengaja ngelempar kertas ke aku dan langsung teriak," Pakkk,,,aLya nyontekkk!!"), dan ngehasut anak-anak kelas reguler untuk benci ma aku.semua ini bermula gara-gara wali kelas aksel yang bernama AS*INDRA (nama asli: SUINDRA), yang rada antipati ma orang jawa. mungkin karena waktu kecil si *SUINDRA ini pernah dikerjain ma temannya yang orang jawa, dimana celana kolornya yang bergambar sinchan lagi joget bareng jin ngepetnya, dipelorotin di depan kecengannya si AS*indra dan muncullah benda asing sebesar kelingking yang menyembul dibalik celana kolornya.sungguh tragis masa kecil *SuINDRA.

antipati si bapak ini nampaknya menular pula padaku. karena si babe ini ngajar biologi, jadinya nilaiku pasti anjlok bak ketimpa duren runtuh. suatu hari AS*INDRA pernah meminta kritik dari anak sekelas secara bergilir. tak berapa lama, giliran saya untuk memberi kritik padanya.bLoP* : "pak, kalau misalnya ada murid yang pnya salah, mbok keslahannya dikasih tau langsung pak. biar bisa langsung introspeksi. jangan pke sindiran. cuz belum tentu semuanya langsung sadar kalo disindir pak.*SUIND : "aLya, bapak ini orang Minang, jadi kalau marah ya pke sindiran. seperti falsafah minang mengatakan raso jo pareso,bukan seperti kamu yang orang jawa, bisa ngomong seenaknya.digituin ma guru, murid mana yang kagak syok coba. niatnya baek, malah dibales dengan air tuba, kalo air susu mah mending masih bisa diminum. ni orang koq mikirnya rada cetek bengek amat ya?masa dibilang gitu aja langsung menuju rasis banget? akhirnya, anak-anak cwe yang tadinya cuma berani ngejauhin, sejak ini sudah mulai bertindak, karena mereka merasa ada sekutu yang bakal ngedukung strategi invasi mereka.sabar..sabar..orang sabar kempolnya melar..suatu hari, geng mean girls (MG) ini lagi ngomongin aku di depan. lah, biasanya orang kahn ngomongin dibelakang, yang ini malah terang-terangan di depanku sambil cekikikan centil. dihh,,najis amat c mbak, ketawanya biasa aja napa! ( gumamku dalam hati ). ada salah satu anggota mean girls ini yang sengaja ngomong keras-keras.MG : "ehh,,emang ya yang namanya orang jawa tuh kayak gak taw etika, g ada raso jo pareso-nya gt.."(sambil ngelirik ke arahku)bak membangunkan raja singa yang tidur, saya langsung berdiri dan menghampiri kerumunan cwe laknat yang dah dari dulu rasanya pengen saya mutilasi dan setiap potongan jasadnya saya buang di negara yang berbeda. karena gak terima sukunya dijelek-jelekan, muncullah struggle for power saya,rasa ingin memberontak dari segala tekanan dan serangan dari pihak lain, apalagi cecurut-cecurut kunyuk ini.bLoP* : sambil mukul meja saya bilang, " woy, kalo emang berani gak usah tanding bacot deh, langsung duel aja berani gak? sok ngejelek-jelekin jawa lagi, NGACA dulu donk sebelum ngomongin orang!!" MG : "iihh..apa c..iihh..apa c..siapa juga yang ngomongin kamu?"bLoP* : "gak usah sok gak taw d ya, jangan kira gw takut ma lw, curut!". dengan gaya sok preman biar keliatan sangar.heheheheakhirnya mereka membubarkan diri, takut saya nonjok beneran kali, cuz gara-gara dendam kesumat ma cwe-cwe ngepet ini, saya belajar karate dan ikut kejurda yang akhirnya dapet medali perak atas komite puteri kelas 40 kg.huh,,wanimati,,akhirnya masalah ini terdengar sampai telinga WAKASEK dan kami semua dipanggil beserta orang tua. terbongkarlah kebusukan mereka, dan berjayalah saya. mereka mendapat peringatan dari WAKASEK dan tobat untuk membuat ulah lagi.cuma satu hal yang disayangkan..si AS*INDRA tetep aja kagak berubah ampe saya lulus SMP. dan kabar terbaru yang saya dengar adalah semua guru di SMP saya memboikot AS*INDRA atas tuduhan korupsi.MAMPUS!!!!

Selasa, 17 Juni 2008

Rasialisme di Indonesia (by Borneo)

Sebagai orang yg penah hidup di taun 2008, aku pengen meringatin 100 taun Kebangkitan Nasional dgn bangkit, mulai dari diri sendiri.Dan katanya Deddy Mizwar : Bangkit ituh marah !!So kali inih aku pengen marah-marah.

Langsung aja :Aku sering ngalamin perlakuan rasial di kampus FISIPOL, kampus yg ironisnya paling sering meneriakkan perdamaian dan penghapusan rasialisme. Salah satu yg gag bakal aku lupain adalah kata-kata dosenku : Kualitas seseorang ditentukan dari daerah tempatnya berasal. Kata-kata yg di FISIPOL UGM kesakralannya udah setara sama ayat-ayat dalam Bibel. Iya Bu iya, aku emang dari desa. Aku kampungan. Norak. Udik. Tapi kalo Ibu pikir aku takut ngakuin hal ituh, Ibu salah. Ngapain takut?? Ngapain minder?? Toh ngakuin ituh gag mengakibatkan aku mati. Tititku masih pada tempatnya, gag ilang.Dan orang-orang kayak Ibu pasti ngerasa beruntung banget lahir dan dibesarkan di kota. Di Jogja. Ato di manapun ituh. Bagi kalian Jogja adalah Palestina yang suci dan istimewa. Sedangkan Wonosari dan Kulonprogo adalah Sodom dan Gomorah yang hina, penuh dengan penduduk yang terjangkit lepra. Kepada kami, kalian memandang rendah, menertawakan, dan menghina. Tapi apa yg bikin kalian pantas ngerasa bangga?? Bukan kalian yg bikin kota kalian istimewa.
So, jangan penah lupain kata-kataku : Yang hebat ituh kota kamu, bukan kamu. Kamu tuh cuma nothing, gag berharga. Gag penah punya arti apa-apa. Manusia yg gag berguna. So, ngapain kamu hidup??Aku juga tau, aku sering diomongin tentang penampilanku. Aku tau di depanku kalian biasa-biasa aja, tapi setelah aku lewat, kalian mulai bisik-bisik di belakangku. Thus pas aku udah jauh, kalian ngetawain aku kenceng-kenceng sama temen kalian. Kenapa bisik-bisik Bos, sama temen lagi?? Kenapa gag terang-terangan aja ngehina di depan mukaku?? Takut?? Alah, tampangmu preman, mentalmu bencong. Kalo berani ayo keluar kampus, satu-satu. Wanine mung bisak-bisik, golek konco meneh. Aku gag nyangka kalo di FISIPOL UGM ternyata banyak cowo pengecut. Pyuh...Ngapain sih kalian ngurusin penampilan orang lain?? Ada orang yg gendut dan sipit dikit, kalian ledekin kantong gajih kuliah. Ada cewe yg monyong, kalian ledekin anoman ngungsi ke Jogja. Temen-temen dari Indonesia Timur kalian ledekin dakocan dari Kongo. Dan kalian pikir mereka bisa sesuka hati ngerubah penampilan mereka, gituh?? Gag pren, mereka dapet ituh sejak mereka lair. Gag beda dengan cara kamu dapet sifat suka ngomongin dan nyari-nyari kekurangan orang lain. Dan kalian pikir kalian lebih sempurna sampe boleh ngetawain mereka?? Kalian pikir mereka bakal minder setelah kalian bikin mereka malu?? Gag pren, tanpa kalian tau, malah mereka yg ngetawain kamu. Di mata mereka, kalian tuh manusia-manusia yg gag pantes diladenin. Cuma dilirik aja kalian gag pantes. Worthless. Kalian bener-bener menyedihkan, pren.Thus ngapain kamu ngomentarin penampilanku?? Celana jins kumel dan sepatu bulukku?? Baju item-itemnya Prada yg gag pernah ganti seminggu?? Kalian pikir ituh ngaruh?? Gag pren. Gag sama sekali. Asal kamu tau : AKU DANDAN BUAT AKU SENDIRI, BUKAN BUAT KAMU. Siapa kamu sampe-sampe aku mau bersusah payah ngabisin waktu di depan cermin buat bikin kamu terkesan?? Aku gag penah ngarep kamu ngalem penampilanku thus jatuh cinta sama aku, apalagi kamu para cowo. Kamu bukan siapa-siapa. Kamu yya kamu, aku yya aku. Dan beginilah caraku menghargai diriku sendiri dan kalian. Kalo kalian bukan manusia picik yang berpikiran instan, kalian gag bakal ngenilai aku negatif cuma dari penampilanku. Cuma kalo.Dan kalian masih menertawakan orang-orang dengan aksen Banyumasan?? Orang-orang dari Tegal, Purbalingga, Banjarnegara, dan sekitarnya?? Bingung?? Mungkin kalian akan lebih paham kalo kalian denger istilah : bahasa Ngapak?? Yap, orang-orang dgn bahasa Ngapak emang selalu ditertawain kalo ngomong dgn bahasa kebanggaannya. Seakan-akan di FISIPOL tradisi ngetawain orang Ngapak lebih waijb daripada perintah sholat buat orang Muslim.

Kalian pikir ituh lucu, wagu, dan malu-maluin. Kalian pikir bahasa kalian lebih keren, lebih gaul, lebih bisa diterima. Emang pren, bahasa kalian tampaknya kayak gituh, kayak penilaian kalian. Bahasa kalian lebih banyak dipake bahkan sama orang-orang di luar daerah kalian. Ada orang Medan, orang Lampung, orang Madiun, transmigran Papua yg balik lagi ke Jawa, orang Kudus, pake aksen kalian. Bahkan ada juga orang dari suku mayoritas yg bahasanya udah adiluhung rela mengganti aksennya selama kuliah demi bisa bergaul sama kalian. Tanpa mereka tau kalo aksen ituh dulunya dipake sama preman-preman pasar yg kebanyakan malah udik dan gag berpendidikan. Ada juga orang Jawa yg ikut-ikutan ngetawain aksen Ngapak tanpa mereka tau kalo sebagian besar pelaku kriminal di negara ini berasal dari suku yg selalu make bahasa mereka sendiri. Apa mereka lupa kalo orang-orang yg ngancurin negara inih berasal dari golongan yg sebahasa dgn mereka?? Makanya, kita harus introspeksi diri waktu ada sentimen anti Jawa, waktu ada isu kalo ada tattoo F*** Java di bagian tubuhnya personel Superman Is Dead yg dari Bali ituh. Bukan malah menghujat dan menghajar mereka. Iya, kalian mayoritas, temen kalian banyak, tapi bukan berarti kalian selalu bener khan?? Bukan berarti waktu agama kami (agak) beda dari kalian lalu kalian seenaknya aja bakar masjid kami. Indonesia ituh negara Pancasila pren, bukan negara agama kamu.(Aku berani taruhan, kita ambil satu orang Ngapak dan satu orang dgn bahasa yg kamu bangga-banggain, kita suruh mereka ngomong bahasa Indonesia di depan umum. Pasti orang Ngapak pake bahasa Indonesia dgn lebih bener, tanpa bahasa gaul yg justru ngerusak bahasa Indonesia ituh sendiri. Aku jamin. Neptunus gag penah salah.)

Terlepas dari bukti-bukti dari FISIPOL UGM di atas, gag semua orang di Jogja inih rasis kog pren. Masih banyak bgt orang yg welcome sama perbedaan latar belakang dan kekurangan fisik seseorang. Tapih ya ituh tadi, gag ada manusia yg sempurna. Juga kami warga Jogja. Lha Superman aja bisa mati. So, kita gag boleh ngenilai seseorang cuma dari penampilan dan plat kendaraannya. Buat para pendatang, jangan kapok dateng ke Jogja. Warga Jogja selalu cinta orang Kulonprogo, Wonosari, Indonesia Timur, dan orang-orang Ngapak. Warga Jogja cinta minoritas. Kami cuma minta satu hal : jangan sakiti Jogja kami.


Keep peace, keep green...

Kamis, 12 Juni 2008

signifikansi demo terhadap perubahan kebijakan

dalam kondisi yang susah ini, banyak masyarakat indonesia yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Dua kebijakan utama pemerintah yang sangat menjadi fokus para massa adalah Kenaikan BBM dan BLT. para pendemostrator, melakukan segala cara untuk menunjukkan aspirasi mereka. Mulai dari demo secara ramai-ramai, sampai jahit mulut.

hal yang saya heran adalah tindakan jahit mulut yang sebetulnya menyiksa diri sendiri. mereka menunjukkan aksi mogok makan dan selama beberapa hari dan kemudian mereka menyiksa diri sendiri. Apabila aksi mogok makan tersebut yang melaksanakan adalah orang-orang dalam diet, mungkin saya akan mendukungnya,namun lihatlah sendiri, bahwa orang yang melakukan aksi tersebut sudah sangat kekurangan makanan sepertinya. Mereka dalam aksinya berharap bahwa para mahasiswa akan turut prihatin dan mencoba melakukan demo besar-besaran lagi untuk merubah kebijakan pemerintah.

kebijakan pemerintah yaitu kenaikan BBM dan BLT ini dicoba kembali agar pemerintah mau menarik semua hal ini. saya sedikit bingung dengan apakah para pendemonstran memiliki kualifikasi pendidikan yang cukup untuk bisa membaca dan menulis? karena sepertinya pelajar SMA sebetulnya sudah bisa mengerti situasi yang cukup mendilematis pemerintah ini. Di sisi lain, memang kesalahan secara institusional dari pemerintah bahwa pemerintah kurang dalam komunikasi politik mereka, hal ini juga dikritik oleh pakar komunikasi Effendi Ghazali, yang menyatakan iklan yang kemudian muncul para menteri tersebut. iklan tersebut nampaknya kurang kena kepada mahasiswa yang mungkin saja termasuk kategori NASAKOM(Nasib Satu Koma) yang sepertinya tidak mengerti penjelasan dari pemerintah, baik media cetak maupun media elektronik.

kembali ke masalah demonstrasi, bahwa apa yang diinginkan oleh para demonstran untuk merubah itu sepertinya sia-sia saja. dalam kasus ini, dan mungkin kasus lain, bahwa sebetulnya kebijakan pemerintah telah disusun dengan secermat-cermatnya dan pasti (seharusnya) menguntungkan rakyat. dalam kasus BBM, ide brilian pemerintah sebetulnya cukup bagus, mereka tidak lagi mensubsidi sebuah produk, namun mereka berfokus pada subsidi rakyat miskin, sehingga mereka memberikan bantuan tunai langsung, di luar semua kelemahan tersebut.

sebuah analogi yang cukup sederhana adalah, bahwa apakah tanpa BBM kita bisa jalan? tentu bisa, namun apakah tanpa nasi atau paling tidak makanan kita bisa hidup? tentu tidak.

pada akhirnya demonstrasi untuk mencabut kebijakan yang sudah terjadi sebetulnya sudah tidak relevan. pertanyaan yang sangat fundamental adalah, kenapa para mahasiswa harus capai untuk menunjukkan aspirasi mereka, dan mewakili rakyat yang mungkin tidak protes, untuk maju demonstrasi...


sungguh ironi....

Selasa, 10 Juni 2008

Solusi masalah “demokrasi” di forum ataupun di Indonesia

Sebuah konsep demokrasi di Indonesia akan langsung saya katakan ada sebuah kontradiksi di dalam konsep demokrasi dan konsep budaya. Konsep demokrasi sendiri selalu bercermin pada sebuah negara yang sudah lama menggunakan konsep ini, dengan melalui proses yang panjang dan sangat rumit. Sebuah contoh, ketika Amerika Serikat merdeka, kemudian ada slogan “every man created equal” dan demokrasi dari sana mulai muncul, namun tetap masih ada kontradiksi dalam prakteknya. Karena pada beberapa tahun prakteknya kata “every man” hanya berlaku untuk kaum kulit putih. Hal ini serupa dengan indonesia yang mengalami kontradiksi di beberapa konsep. Namun saya menekankan pada satu konsep saja yang sedikit banyak membingungkan.

Pada sebuah konsep demokrasi, pengambilan suara berdasarkan suara mayoritas, dan biasanya atau seringnya, golongan yang kalah dalam pengambilan suara mengambil langkah menjadi pengawas dari golongan yang menang. Konsep pengambilan memang memiliki keunggulan yang sangat cepat dan tepat. Voting juga memiliki sebuah pengambilan suara yang sangat mudah. Namun jelas sekali kelemahan dari voting adalah akan terjadi kurangnya win-win solution. Dimana pihak yang kalah akan sering dirugikan tanpa mereka bisa berbuat apa-apa. Sebagai contoh nyata adalah pemerintahan di Kenya yang dimana apabila sebuah presiden berkuasa, jangankan mentri yang diganti, bahkan apabila anda hanya kepala bagian anda juga bisa dirubah dan diganti.

Konsep budaya pengambilan suara di Indonesia yang sepertinya dipuja-puja dan telah ditanam sejak zaman SD adalah musyawarah untuk mufakat. Kelebihan ini adalah akan tercipta win-win solution yang bisa lebih adil dan lebih dikompromikan. Namun kelemahan dari ini adalah masalah waktu. Bayangkan saja apabila MPR harus kembali berdiskusi seperti zaman orde baru yang akhirnya membuat waktu memilih presiden sangatlah lama, belum lagi masalah apabila ternyata rakyat tidak setuju untuk memilih presiden atau kebijakan tersebut. Belum lagi resiko akan adanya pemboikotan halus oleh ketua atau mungkin anggota lain, dan bentuk macam-macam.

Untuk mengatasi masalah itu maka ada sebuah solusi yang coba saya tawarkan namun saya rasa ini hanya akan efektif pada sebuah forum kecil. Dalam sebuah forum, saya yakin bahwa jumlahnya sangat banyak atau paling tidak cukup menjalankan sistem ini.

dalam rapat, pemimpin rapat, biasanya ketua, sekertaris dan bendahara memiliki otoritas yang lebih tinggi. Namun merekalah decision maker di forum itu.
maka pemimpin akan mempunyai dewan yang bersifat netral yang harus berjumlah ganjil, atau mungkin berkekuatan ganjil.
dalam pembahasan masalah, maka tiap peserta mempunyai hak untuk mengajukan idenya, secara garis besar saja.
setelah ada garis besar yang cukup memadai, entah berjumlah berapapun juga, maka peserta yang sependapat akan dikumpulkan dengan orang yang mempunyai ide tersebut.
para pemberi ide tersebut akan menjadi pemimpin dalam satu forum kecil tersebut, dan mereka akan berdiskusi dengan para pesertanya.
setelah diskusi kecil tersebut, maka akan ada diskusi besar yang dalam tiap kelompok kecil akan ada dua atau tiga perwakilan yang maju untuk agregasi kepentingan.
tiap pembicara diberi waktu sekitar sepuluh menit, dan peserta lain bisa interupsi dengan waktu maksimum 15 detik, dalam jangka waktu menit ke dua sampai menit ke sembilan.
setelah itu, maka akan ada reses dari peserta, waktu ditentukan oleh dewan netral tersebut.
tiap dewan netral akan memiliki pendirian dan voting sesuai dengan alasan yang jelas dan tiap anggota dewan netral pun bisa disanggah pendiriannya apabila tidak memiliki pendirian dan alasan yang kuat.
setelah itu maka dibuatlah satu joint statement yang harus ditaati oleh semua pihak


sistem ini cukup ideal dalam menangani kasus yang dalam forum kecil. Sistem ini juga memang memiliki kelebihan dan kelemahan diantara dua konsep indonesianisme diatas. Namun konsep ini cukup meyakinkan dan membuat peserta lebih berpikir keras. Peserta juga akan bekerja keras dalam meyakinkan para dewan, apabila mereka gagal dalam meyakinkan dewan, itu adalah salah mereka sendiri, karena kebodohan mereka dalam meyakinkan.

Pada akhirnya kelemahan tetap ada, dan anda bisa mengadopsi sistem ini.

Minggu, 01 Juni 2008

Belajar bersama...

menghadapi UAS ga gampang lho.. duh, kita bingung enaknya gimana supaya nilai kita ga ancur lg,,,,,

jadi saya menawarkan solusi belajar bareng,,, ayo koordinasikan donk,,,

serangan FPI ke Aliansi kesatuan

Pada hari minggu tanggal 1 June 2008 dimana hari kebangkitan pancasila seharusnya dilaksanakan sebuah gerakan yang sangat bodoh- benar kelewatan. FPI menyerang sebuah aliansi kebangsaan yang ingin adanya kebebasan agama. Ada dua hal yang ingin saya soroti, pertama adalah adanya tindakan para FPI yang menyerang dan melanggar HAM, dan kedua adalah masalah kebebasan beragama.

Dalam masalah pertama, maka harus kita lihat kejadian dari penyerangan ini. Tindakan FPI melanggar beberapa unsure HAM yang ada di Indonesia baik di UUD 1945 maupun Undang-undang.

Pelanggaran pertama adalah penganiayaan, dimana setiap warga Negara tidak boleh menyerang orang lain kecuali membela diri. Membela diri adalah dalam konteks apabila dalam keadaan terserang. FPI mengatasnamakan Islam sebagai unsure pembelaan mereka, memang dalam islam yang saya tahu adalah ada unsure untuk membela agama sendiri, namun apakah pembelaan ini harus dilakukan dengan kekerasan? Apakah Islam yang dimengerti oleh FPI sangat terlalu kaku dan menghalalkan kerugian terhadap orang lain dalam bentuk penyerangan dan perusakan? Sebuah fenomena unik dari FPI yang sudah berkali-kali melakukan penyerangan. Hal yang perlu kita perhatikan dalam penyerangan ini adalah kenapa polisi tidak menangkap pelaku penyerangan? Apakah polisi yang mungkin mayoritas beragama islam takut akan FPI dan takut dianggap Murtad atau apapun istilahnya? Padahal sudah sangat cukup jelas bahwa FPI melakukan pelanggaran HAM yang berbahaya. Atau mungkin, ada sebuah pertanyaan unik lagi yaitu siapa dalang FPI sehingga bisa kebal dari polisi?

Pelanggaran kedua adalah perusakan terhadap kepemilikan barang orang lain. Sudah cukup jelas bahwa media masa memberitakan adanya perusakan truk yang digunakan aliansi kebangsaan. Perusakan tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap atribut orang lain dan sudah jelas merupakan kerugian secara materil terhadap pihak yang dirusak.

Ketiga adalah memberikan rasa takut. Pelanggaran berupa memberikan rasa takut hampir mendekati aksi terorisme. Pada dasarnya terorisme adalah kegiatan yang memberikan rasa takut, namun bedanya biasanya terorisme bertujuan politis. Rasa takut ini jelas bisa merugikan orang secara non materil. Rasa takut ini bisa berimplikasi terhadap kebebasan berpendapat orang lain yang mungkin takut akan serangan pihak-pihak lain.

Keempat adalah pelanggaran dalam kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul sudah jelas ada dalam undang-undang dasar 1945. hal ini menjadi unsure fundamental sebuah bangsa Indonesia ini. Apabila hal itu dilanggar berarti unsure fundamental sebuah Negara juga dilanggar, dan itu merupakan cukup berat pelanggarannya. Kenapa FPI melanggar kebebasan berpendapat karena penyerangan mereka dilakukan sebelum aksi dari aliansi kebangsaan dimulai. Hal ini jelas sebuah kasus yang bisa kita bilang dalam islam su’uzhon, atau berburuk sangka. Prejudice ini adalah sebuah ajaran yang tidak baik dalam islam yang saya tahu, artinya mereka sendiri yang melanggar ajaran mereka sendiri.

Hal ini merupakan hal yang tidak hanya terjadi sekali di Indonesia. Apakah akan terulang terus kebebasan Indonesia ini? Apakah bangsa ini akan terus terkena dampak dari ketidakbebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul? Hahaha, sebuah fenomena unik namun nyata, namun memalukan. Apakah tidak wajar apabila pihak internasional menyebut Indonesia sarang teroris? Yang selalu memberikan rasa takut akan kebebasan manusia dan hak-hak fundamentalnya?

Dalam media masa masih banyak iklan yang menceritakan atau mengajak akan sebuah kebangkitan bangsa. Mungkin saja banyak orang yang tidak mengerti bahwa perdamaian bisa mengakibatkan dan membawa kita ke kebangkitan, padahal pesan dari iklan-iklan yang cukup jelas.

Bukankah Islam juga mengajarkan adanya sebuah kebebasan berpendapat dan beragama dalam kehidupan? Dari cerita yang saya dengar dari beberapa pemuka agama bahwa zaman nabi Muhammad saja ada sebuah kebebasan. Kebebasan berpendapat juga sah saja oleh FPI, bukan berarti dibubarkan oleh pemerintah, yang berarti pemerintah juga akan melanggar kebebasan berpendapat FPI. Apabila FPI ingin membuat peraturan seenak mereka saja, maka saya akan menyarankan dua hal, pertama adalah sebaiknya mereka membentuk partai politik agar bisa mengubah peraturan pemerintah, dan kedua adalah kudeta saja Negara ini agar bisa membuat peraturan seenaknya….

Peace….

(Masalah kedua akan dibahas dalam artikel selanjutnya)

Sabtu, 31 Mei 2008

personality mas Angga sebagai individu:editor

KOMAHI, merupakan sebuah "keluarga" namun, keluarga pun tak lepas dari siapa yang menjadi pemimpin dari sebuah KOMAHI ini. Melalui metode pemungutan suara yang cukup demokratis dan cukup melalui proses yang sangat baik dalam suksesi.

Melalui metode tersebut terpilihlah seorang bernama Angga Kusumo H, yang merupakan seseorang dengan sifat yang dominant yang berarti ingin maju lebih dahulu dan lebih senang memulai sesuatu duluan. Angga Kusumo juga mempunyai sifat tipe informal, hal ini berarti cara berpikir yang cukup tidak hanya terpaku oleh suatu prosedur yang berlaku dan mempunyai kreativitas yang cukup tinggi. Selain itu, tipe mas angga adalah seseorang dengan kepemimpinan yang sangat santai, persuasive, dan tidak menyuruh dalam konteks kata-kata. Mas Angga juga mempunyai sifat yang bias mempertahankan argumennya, meskipun dengan argument yang konyol. Hal lain yang bias membuat lucu adalah ketika dia harus diajak berbicara maka, mungkin dia akan mencoba melucu dan berbuat hal konyol agar orang lain tertawa.

Namun orang ini cukup bosan dengan sebuah keadaan yang statis dan rutin. Dia lebih memilih ada sebuah perubahan dalam keadaan ini, dan tentu pasti menciptakan sebuah hal positif yaitu akan munculnya sebuah perubahan dalam kegiatan program-programnya. Hal negative dari tipe ini adalah dia jarang serius dalam menangani suatu hal, meskipun terlihat cukup serius, namun sebenarnya itu adalah topeng semata untuk mengelabui orang lain…

Meskipun ada sebuah frase, don’t judge book by its cover… but I(saya) say that the cover always judge the content

Jumat, 30 Mei 2008

Aji MUmpung Politisi utk thn 2009:anggara R

suatu malam, dimana saya sedang menonton acara televisi,maka saya melihat sebuah iklan yang cukup konyol dan berbau sengit politis...

bau politis ini terlihat dari kata-kata yang mengucapkan kata-kata "xxx merupakan pemimpin yang baik" dan sebagaianya... bahkan salah satu iklan tersebut juga mengatakan bahwa "pemerintahan SBY seharusnya menepati janjinya dan tidak menaikkan BBM"

hal ini sangat2 jelas merupakan sebuah ajang aji mumpung ditengah pemerintahan yang cukup sedang jatuh imagenya karena adanya sebuah peristiwa internasional yaitu terutama masalah minyak yang naik, dan dianggap masyarakat sebagai sebuah kejahatan pemerintah yang menyakiti masyarakat.

tahun 2008 merupakan tahun diamana penentuan pemerintah SBY mempunyai kinerja yang baik atau tidak. cukup jelas bahwa sebetulnya bangsa indonesia masih banyak yang menilai pada akhir atau dengan kata lain bahwa bangsa Indonesia menilai dari hasil semata tanpa melakukan proses dan menilai proses....

dan cukup jelas lagi bahwa banyak politisi terutama capres yang mengejar kharisma dan mencuri start kampanye untuk maju ke RI 1, sekarang bisa kita lihat, yang menjadi masalah tidak hanya mencuri start kampanye namun hal ini bisa berakibat ke beberapa hal:

pertama adalah konsentrasi pemerintah sekarang sangat menurun sehingga kinerja mereka tidak maksimal. pada dasarnya para pemerintah sekarang juga sedang memikirkan pemilu tahun 2009 yang akan dilaksanakan tahun depan. hal ini jelas membuat para pemerintah sekarang memikirkan dua hal yaitu bagaimana cara menjatuhkan pemerintah atau bagaimana cara menaikkan pemerintahan. jujur saja, bagaimana mungkin ada yang memikirkan, bagaimana cara membangun pemerintah ini. dan juga pada akhirnya mereka tidak akan memikirkan rakyat...

kedua adalah, para politisi poros orde baru kembali masuk dari piramid orde baru ke era reformasi sekarang. politisi poros orde baru masih saja ingin berkuasa, hal ini jelas dibuktikan dengan klimaksnya ada HARMOKO yang kembali muncul dari "kuburan" yang jelas-jelas merupakan seseorang yang sangat orde baru...

ketiga adalah, penyerangan secara halus bagaimana cara menjatuhkan pemerintahan sekarang, dengan penyerangan yang sangat-sangat jelas terutama bagi para masyarakat yang cukup mengerti masalah politik.

pada akhirnya hal ini tetap menjadi momen aji mumpung semua politisi untuk bertindak, jadi untuk politisi yang mau maju ke tahun 2009,

BERTERIMA KASIHLAH PADA MINYAK DUNIA YANG TERUS NAIK....


wass,... anggara

Rabu, 28 Mei 2008

Blog HI butuh Tenaga

dibutuhkan seseorang dengan:
  • komitmen tinggi ngurus blog
  • Punya akses internet via apapun
  • mau mencoba menulis di Blog
  • bisa design dikit lah untuk blogspot..
  • mahasiswa HI UGM 2007

buat ngurus bantu2 editor nih ngurus blog ini... hiks...

Kabinet baru Mas Angga

aduh, seetelah pemilihan, maka mas angga sedang gencar mencari siapa saja anggota kabinetnya... wah kira2 siapa yah? ya, bagaimanapun sabar aja yak, soalnya ni info masih rahasia denger2 hehehe....

Demo Mahasiswa: Anggara R

beberapa hari yang lalu, saya melihat sebuah artikel yang sungguh membingungkan. artikel tersebut mengatakan bahwa demo mahasiswa yang membuat macet dan ribut dan rusuh di jakarta dan daerah lain itu, merupakan hal yang wajar saja dan mengatakan bahwa efek demo ini tidak akan seberapa daripada efek kenaikan BBM.

baiklah, ini pendapat singkat saya. demo mahasiswa yang sudah menjamur dan sudah mulai bergerak ke anarkis sebetulnya membawa efek buruk yang sangat besar:
  1. membuat makin boros BBM:kita lihat saja di beberapa berita, aksi demo di Indonesia sekarang sudah cukup mengganggu dan sudah tidak lagi manusiawi. aksi mahasiswa demo ini membuat kemacetan yang sangat panjang. lalu bisa dilihat apa akibat dari macet panjang ini adalah membuat boros BBM, karena pada dasarnya mobil akan lebih boros BBM ketika dalam posisi macet dan berjalan sedikit-sedikit. pemborosan BBM juga mengakibatkan ke tingkat lain.
  2. Polusi Udara: polusi udara tentu akan meningkat dengan adanya pemakaian di dalam kemacetan itu sendiri. polusi ini juga akan merusak konsistensi indonesia dalam UNFCCC yang menjadi salah satu proyek pilot untuk reducing emission.
  3. Pengeluaran masyarakat: tentu dengan pemborosan ini, maka pengeluaran masyarakat untuk BBM semakin tinggi. katakanlah lebih banyak orang yang menaiki angkutan umum, namun sebetulnya hal ini termasuk pemborosan karena tidak efisien dari segi waktu. pada akhirnya banyak yang akan lebih memilih untuk segera sampai di kantor dengan transportasi lain seperti taxi (apabila tidak macet) dan jalan kaki(mungkin sehat, namun tidak akan sehat dengan polusi yang tinggi.

pada dasarnya tindakan para mahasiswa salah dalam mengeluarkan aspirasi mereka. kita mungkin tidak bisa menghindari Demo karena mungkin demo adalah hobi mereka, namun kita masih bisa paling tidak demo secara damai dan tidak membuat ramai dan macet.

dan pada akhirnya, tolong kepada mahasiswa yang ingin berdemo mohon coba ikuti saran pribadi saya:

  1. tolong dipikirkan apakah demo itu relevan, dengan segala efek buruknya.
  2. harap jika terpaksa harus demo, laporlah ke polisi agar ada yang mengamankan
  3. ayo demo secara damai jika memang harus demo

terima kasih atas perhatiannya.

Demo Gila!

DEMO MENGGILA,SBY MASA BODOH
BBM sudah dinaikkan pada 24 Mei 2008 oleh pemerintahan SBY. Apa boleh buat. Meski "ocehan" pemerintah tentang menyelamatkan APBN cukup membingungkan, namun rakyat terpaksa menerimanya. Namun sayang, apa yang ditunggu rakyat dari Pemerintah SBY tak kunjung muncul. Apa yang ditunggu rakyat?
Sejak beberapa hari terakhir ini di beberapa stasiun TV (mungkin semua?) menayangkan sebuah program komunikasi yang dibuat oleh "Save Our Nation" mengenai "mengapa harga BBM dinaikan". Kampanye itu dibuka dengan munculnya Sri Mulyani, sang menteri keuangan negeri ini. Untuk kapasitasnya sebagai seorang akademisi dan menteri dari sebuah negeri morat-marit, sungguh Sri Mulyani ini amat mengecewakan, karena mau menjadi bagian dari sebuah program komunikasi dari pemerintah SBY yang terlambat dan nampak ragu-ragu arahnya, sehingga hasilnya hanya menambah luka rakyat. Mengapa begitu?
Sri Mulyani, Marie Pangestu, Andi Malarangeng, Aburizal Bakrie dalam program komunikasi itu mengatakan hal-hal yang lebih tepat digolongkan atau diklasifikasikan sebagai "curhat". Bukan sebuah wejangan seorang pemimpin kepada rakyatnya yang sedang gundah, panik, bingung, putus harapan, dan merasa dianiaya. Rakyat tentu berharap wejangan seorang pemimpin akan kira-kira seperti ini: "Tunggu dalam waktu yang tidak lama lagi, kami akan segera mengeluarkan pengumuman mengenai rincian program-program kami untuk membantu rakyat agar rakyat bisa melalui dengan selamat kebijakan pahit yang telah kami putuskan." Tapi apa yang diberikan dalam program komunikasi itu? Hanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang menonjol, selebihnya hanya kalimat-kalimat normatif. Kosong. Tak ada janji yang pasti untuk membantu rakyat.
Apakah negeri ini harus menaikkan harga BBM? Itu memang debatable. Apakah kenaikan harga BBM menimbulkan dampak? Itu pasti. Namun demikian, ternyata cuma BLT yang bisa dimuntahkan pemerintahan SBY setelah 4 tahun diberi kesempatan mengelola negeri ini. Padahal kenaikan harga BBM sudah diprediksi jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga seharusnya sudah ada strategi jitu untuk meredam gonjang-ganjingnya dengan misalnya memberdayakan rakyat, bukan dengan hanya BLT. Apalagi dalam beberapa hari terakhir ini sudah muncul dampak buruk dari BLT sebagaimana terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Ternyata meski kenaikkan BBM sudah diprediksi sebelumnya, ternyata pemerintah SBY masih juga tidak siap dengan pelaksanaan BLT.
Sebenarnya program komunikasi ini adalah kesempatan bagus untuk menunjukkan, bahwa pemerintah SBY sungguh-sungguh membela rakyat, bukan cuma tunduk kepada kepentingan asing, menambah hutang dan menjual ratusan trilyun rupiah harta kekayaan negeri ini serta tidak mampu mengejar ratusan trilyunan rupiah yang dibawa kabur konglomerat hitam.
Sri Mulyani dan yang lain-lain di dalam program komunikasi itu, meski bergelar Doctor sebagaimana orang-orang di sekitar SBY, memang hanya seorang menteri keuangan yang mungkin hanya mampu memenuhi selera ringan SBY dalam memasak resep pengelolaan negeri ini. Malah kebijakan menaikkan BBM telah membuat menteri-menteri lainnya menyeringai lebar karena seolah-olah mereka tidak ada hubungannya dengan kenaikkan BBM ini. Lihat misalnya menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang membuat minyak Indonesia menguap entah kemana.. Juga menteri pekerjaan umum yang tidak pernah mampu menyediakan infrastruktur jalan yang baik. Atau menteri perhubungan yang malah menyuburkan pungli di jalan-jalan.
Mereka memang bukan ratu adil seperti yang ditulis oleh Joyoboyo yang akan membawa rakyat keluar dari kubangan sepanjang puluhan tahun berdirinya republik ini. Bahkan nampaknya semangat kebangkitan nasional yang pertama kali diikrarkan 100 tahun lalu masih terus hanya menjadi omong-kosong belaka, meski republik telah dibangun di negeri ini, meski Soeharto telah digulingkan, meski reformasi telah digelar, meski 2 kali pemilu yang katanya "demokratis" telah dilemparkan ke rakyat.
Rakyat menunggu janji yang lebih dari sekedar BLT, misalnya menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bukan hanya sekedar mengundang investor dari luarnegeri untuk membangun pabrik. Tapi juga menciptakan jenis-jenis pekerjaan baru atau peluang-peluang usaha baru. Rakyat sendiri sudah sejak lama menciptakan peluang-peluangnya sendiri, misalnya dengan menjadi pengusaha kaki lima. Sayang upaya mandiri mereka ini dianggap sebagai pekerjaan kriminal. Mereka dikejar, diburu, ditumpas sebagaimana musuh berbahaya bagi negara. Jika mereka tidak boleh menjadi pengusaha kaki lima, tetapi mengapa mereka tidak pernah diberi solusi untuk mendapat kesempatan berusaha atau berpenghasilan?
Sekali lagi program komunikasi ini terlambat. Seharusnya itu dibuat sejak gonjang-ganjing kenaikan BBM pertama kali dilemparkan beberapa minggu lalu. Kini demo-demo anti kenaikan BBM sudah menjadi menggila, amat emosional, kehilangan akal sehat dan menyedihkan di mana-mana (http://foto. detik.com/ index.php/ detik.read/ tahun/2008/ bulan/05/ tgl/26/time/172004/ idnews/945352/ idkanal/157/ id/6). Para aparat keamanan yang juga terkena dampak dari kenaikan BBM ini harus dijadikan garda rapuh yang menyedihkan oleh pemerintahan SBY. Padahal para aparat keamanan ini juga memiliki anak, adik, keponakan, saudara, tetangga, teman yang menjadi mahasiswa pendemo. Sungguh sebuah situasi kebangsaan yang sebenarnya amat memilukan kita sebagai bangsa yang terus-menerus harus berkubang (bukan menggeliat bangun atau bangkit) di dalam soal-soal yang sialnya bukan soal-soal yang digdaya atau soal-soal yang bermartabat, seperti bagaimana ikut menyelamatkan planet Bumi ini bagi anak cucu di masa depan. Bukan soal-soal menciptakan perdamaian. Bukan soal-soal membantu korban bencana. Bukan juga soal-soal bagaimana menciptakan hidup yang lebih mulia dengan teknologi, misalnya. Semua persoalan bau ketek ini sekali lagi (atau lagi-lagi) dilemparkan oleh pemenang pemilu yang diselenggarakan dengan biaya mahal dari keringat dan darah rakyat.
Bangsa ini atau negeri ini menjadi rusak bukan karena bangsa ini bangsa yang disebut indon sebagaimana disebut beberapa orang Malaysia untuk merendahkan kita. Juga bukan karena kita memang bangsa kere atau bangsa budak, tetapi karena kita secara sial telah memilih manusia-manusia tempe (karena kedelainya diimport dari Cina atau Amerika). Kita telah memilih para pemimpin amoral karena mereka tidak mau bekerja keras sampai titik darah penghabisan untuk mengelola negeri ini.
Jojo RahardjoDari MediaKonsumen: http://www.mediakon sumen.com/ Artikel2379. html

Selasa, 27 Mei 2008

Yang mau posting

kawan-kawan swmwa... minta saran nih.... mendingan kita kalo mo ngepost, via kirim e mail k editor ato d kasih passwordnya aja?

tlg komen secepatnya yah

Senin, 26 Mei 2008

Welcome

Halo kawan-kawan,.... welcome to HI UGM 07 blogspot... hehhe...

disini kita bisa naro unek2 dan juga saran dan kritik buat kita HI UGM 07.. ngomong2

disini kita bisa juga masukin pendapat kita lho,

asik kan... makanya segera posting!!!!!!!!!!!! ayo menulis!!!!!!