Selamat Datang di blog HI UGM 07

Sesuai dengan ucapan di atas, blog ini adalah blog anak HI UGM 07

Selasa, 24 Juni 2008

anarkisme demo=kembali ke titik "nol"

sepuluh tahun lalu, sebuah demonstrasi mahasiswa berhasil menumbangkan rezim orde baru yang telah bertahta selama 32 tahun. saat itu, hampir seluruh aktivis mahasiswa turun ke DPR/MPR untuk berdemonstrasi di kediaman senayan. demonstrasi tersebut disatu sisi berhasil membuat perubahan yang signifikan. perubahan meliputi aspek sosial, aspek politik, dan terutama hak asasi manusia.





Perubahan dari zaman orde baru ke orde reformasi memang benar-benar berubah, demonstrasi mahasiswa akhirnya menjadi senjata ampuh para orang yang mempunyai kepentingan politik. dalam beberapa tahun ini, banyak terjadi demonstrasi yang memang cukup ampuh dan menjadi senjata dalam kebijakan pemerintah, bukannya melalui konstitusi yang sah, yaitu melalui DPR, atau melalui LSM yang mempunyai akses ke DPR namun melalui media yang bernama demonstrasi mahasiswa yang sepertinya menamakan atas rakyat. Hal ini juga menandai adanya disfungsi DPR yang seharusnya menampung aspirasi rakyat dan juga menjadi sarana komunikasi kebijakan pemerintah. Dengan kata lain, DPR telah gagal dalam hal ini.





disisi lain, demonstrasi tahun 1998, juga mempunyai sisi yang sangat tidak baik. yaitu gerakan yang cukup kasar dan anarkis. Dari sudut orang awam, mungkin saja, tidak akan terlihat anarkisme dari mahasiswa, namun lihatlah apa yang terjadi di dalam demonstrasi tersebut, banyak korban berjatuhan bahkan mengakibatkan citra polisi menjadi jelek. namun saya juga tidak menutupi adanya penunggang yang ikut-ikutan dalam demonstrasi tersebut.





sayangnya, demonstrasi yang anarkis menjadi senjata andalan dari demonstrasi mahasiswa. ibarat sebuah virus, maka demonstrasi mahasiswa yang efektif harus disertai gerakan anarkis.





marilah kita lupakan sejenak tahun 1998, dan anggap yang berlalu biarlah menjadi kenangan dan semoga tidak terulang.





kembali ke zaman 2000-an, dimana ekonomi global tidak normal sehingga menyebabkan harga minyak dunia sangat melejit dan cukup membuat seluruh masyarakat dunia "mabuk" akan efeknya. Sudah jelas di modern age semua kebutuhan harus disertai dengan minyak. mulai dari pergi ke kantor, kuliah, hingga persoalan sepele seperti makanan. apabila kita sedikit berpikir, maka kenapa efek rantai dari minyak ini juga bisa berantai ke kenaikan harga pangan cukup mudah. bayangkan saja apabila beras yang kita masak kemudian menjadi nasi, itu harus diangkut dengan sebuah truk yang tidak memakai bensin(solar). maka tentu akan menjadi sangat murah.





tidak hanya di negara berkembang, efek minyak dengan harga tinggi juga terkena pada banyak pihak termasuk negara anggota OPEC. meskipun sepertinya mereka adalah aktor yang paling berfoya-foya, namun tetap saja bahwa mereka membutuhkan bahan impor pangan, yang juga naik. pada akhirnya semua sama saja...

pemerintah indonesi juga kembali bekerja keras untuk memikirkan kebijakan apa yang paling tepat untuk diambil. akhirnya pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM, dan memberikan kompensasi berupa BLT yang sebetulnya juga tidak efektif, namun sebaiknya tidak usah d bahas dalam artikel ini.


setelah keputusan pemerintah per 1 juni 2008, maka harga BBM menjadi naik sekitar 30%. kenaikan ini masih sangat diprotes oleh para mahasiswa dan beberapa kalangan yang merasa tidak setuju. Hal yang paling menjadi masalah adalah tindakan mereka.


merespon dengan kejadian tanggal 24 juni 2008, dimana di daerah semanggi demonstrasi dilakukan dengan sangat terlalu anarkis, dimana ada satu mobil berplat merah yang kemudian dibakar dan tentu hancur lebur. beberapa pihak sempat mengatakan bahwa sebetulnya bukanlah mahasiswa yang melakukan hal ini, namun pihak "preman" karena melihat postur tubuh dan muka yang tidak mungkin dilakukan bahkan untuk mahasiswa abadi (kuliah 7 tahun).


dalam artikel saya sebelumnya "Demo Mahasiswa:Anggara R" maka dapat ditarik kesimpulan bahwa demonstrasi mempunyai satu efek buruk yaitu semakin meruginya masyarakat. mengapa saya katakan demikian tak lain adalah karena pada dasarnya, ketika terjadi demo banyak masyarakat yang terkena macet, dan tentu menghabiskan BBM. bukannya mahasiswa demonstrasi untuk berbuat lebih irit BBM, atau mungkin mereka mencari penghemat BBM, malahan mereka berbuat pemborosan BBM. apalagi dengan aksi ini, mereka tidak hanya membuat macet, namun menyebarkan teror.

dalam aksi ini, mobil yang dibakar adalah mobil berplat merah, yang tentu berarti mobil milik kantor dan mobil ini punya negara. dengan asumsi ini, maka para demonstran melakukan aksi anarkis terhadap aset negara. mereka melakukan dengan poin justifikasi bahwa ini adalah aspirasi mereka.

apakah mereka tidak sadar, bahwa mereka juga bisa dikategorikan teroris? dalam buku world politics, terorisme adalah gerakan dengan kekerasan dan menyebarkan ancaman yang biasanya bermotif politik. Dalam frase menyebarkan ancaman berarti adalah secara menyeluruh. jika saja anda dalam kondisi seperti diatas dan anda sedang dalam radius 100m, menggunakan mobil apa pun, tentu anda akan panik dan berharap tidak menjadi sasaran. cobalah anda bayangkan...

kembali lagi pada gabungan zaman orde baru dan zaman reformasi, maka sudah jelas, apakah Indonesia mau kembali ke titik "nol" dimana semua anarkisme menjadi pembenaran ataupun menjadi satu paket dalam demonstrasi?

apabila melihat secara pendek, bahwa sebenarnya pada tahun 1998, yang dipermasalahkan sangat banyak, sehingga wajar apabila ada sebuah kekerasan dan anarkisme sedikit. sekarang, pada zaman 2008, dimana Indonesia adalah salah satu aktor yang menghormati HAM, dan Indonesia juga salah satu negara yang demokrasi, dan hanya karena urusan BBM, kemudian harus terjadi anarkisme?

apakah negara ini mau kembali ke titik kebodohan atau titik "nol" dan mengulang semua yang sudah terjadi? mari kembali dipikirkan apakah mahasiswa ataupun siapa saja perlu melakukan tindakan anarkisme ini? saya rasa sangat tidak perlu dengan mempertimbangkan social cost yang sepertinya lebih mahal daripada efeknya.

marilah kitta pikirkan.....



Rabu, 18 Juni 2008

diskriminasi gadis eksotik (dari alya)

diskriminasi gadis eksotik..

zaman boleh aja tambah tekno, tambah modern, maw kmana aja gampang, palagi besok pasar bebas, makin gampang aja itix antrax masuk ke indonesia. wuiihh, gimana maw bebas flu burung, kalo burung makan burung sakit??? hwakakakak.. zaman modern dimana celana cutbray tak lagi berkibar, rambut krebo jarang diminati (kecuali kriting giring dan gimbal rasta yang tetap sajah mewabah), dan pola pikir masyarakatnya yang dah kagak lagi primitif, dimana nenek saya pernah bilang," nok, kowe nak sesuk nduwe anak tho, nggawe sak jebolmu yo, ben rejekine akeh, gen cepet le sugih, njuk eyang dijak muter-muter ning Eropa" ( translate: nak, kalo kamu besok punyak anak, buat aja sepuas kamu, biar rejekinya banyak, biar cepet kaya, truz eyang diajak keliling Eropa ).

wealah mbah, ada yang mw sama saya aja udah syukur, koq request banyak anak segala? mangnya mw buat kesebelasan sepak bola apa?selain itu, tingkah laku yang mengarah pada tindakan diskriminasi pun masih saja terjadi. baik itu secara sadar ataupun tidak sadar. dari jamannya Abraham Lincoln ampe Nelson Mandela pun diskriminasi memang masih terjadi. kasihan ntu bapak-bapak ya, dah ampe ajal menjemput pun tetap aja perbudakan dan diskriminasi warna kulit tetap terjadi di berbagai belahan dada. ehh, maksudnya belahan dunia. SAYA SAKSINYA!!!secara ngalamin sendiri..ini bener-bener cerita laknat dalam sepanjang hidupq melebihi rasisme yang ku terima di Aussie (buat yang belum tau baca: tragedi itik buruk rupa). masa SMPku yang kelam, mendung, kelabu, hujan, gerimis, banjir, halah opo c..yang pasti saya merasakan benar-benar perlakuan diskriminasi di masa SMP yang singkat yang alhamdulillah cuma dua taon! kalo lebih dari itu, dijamin bakal meletus balon hiJAu, DOOR!! Hatiku sangat kacau..koq malah jadi nyanyi balonku c??yah.. kejadian ini bermula saat saya tinggal di Padang, Sumatera Barat. selama 10 bulan saya ngekos dan tinggal sendiri. dan harus mengalami penderitaan yang begitu berat. halah, koq kayak derita TKI aja malahan.jujur, semasa SMP, saya gak punya temen deket di kelas. dan entah kenapa anak-anak cewek di kelas pada ngejauhin saya. apa mungkin karena mereka silau akan pesona keeksotikan saya ya?hahaha. tapi, yang pasti mereka gak cuma sekedar ngejauhin, tapi juga ngehancurin! (buihh, anak SMP aja dah bisa buat strategi invasi, gimana generasi Indonesia kalo gini jadinya coba??)setiap masuk masa-masa ujian mid dan semester, mereka mulai membuat ulah dengan mengkambing hitamkan saya.( damn, mentang-mentang saya COKLAT!!)ada yang menuduh saya mencuri,dituduh mencontek saat ujian ( padahal saat itu mereka sengaja ngelempar kertas ke aku dan langsung teriak," Pakkk,,,aLya nyontekkk!!"), dan ngehasut anak-anak kelas reguler untuk benci ma aku.semua ini bermula gara-gara wali kelas aksel yang bernama AS*INDRA (nama asli: SUINDRA), yang rada antipati ma orang jawa. mungkin karena waktu kecil si *SUINDRA ini pernah dikerjain ma temannya yang orang jawa, dimana celana kolornya yang bergambar sinchan lagi joget bareng jin ngepetnya, dipelorotin di depan kecengannya si AS*indra dan muncullah benda asing sebesar kelingking yang menyembul dibalik celana kolornya.sungguh tragis masa kecil *SuINDRA.

antipati si bapak ini nampaknya menular pula padaku. karena si babe ini ngajar biologi, jadinya nilaiku pasti anjlok bak ketimpa duren runtuh. suatu hari AS*INDRA pernah meminta kritik dari anak sekelas secara bergilir. tak berapa lama, giliran saya untuk memberi kritik padanya.bLoP* : "pak, kalau misalnya ada murid yang pnya salah, mbok keslahannya dikasih tau langsung pak. biar bisa langsung introspeksi. jangan pke sindiran. cuz belum tentu semuanya langsung sadar kalo disindir pak.*SUIND : "aLya, bapak ini orang Minang, jadi kalau marah ya pke sindiran. seperti falsafah minang mengatakan raso jo pareso,bukan seperti kamu yang orang jawa, bisa ngomong seenaknya.digituin ma guru, murid mana yang kagak syok coba. niatnya baek, malah dibales dengan air tuba, kalo air susu mah mending masih bisa diminum. ni orang koq mikirnya rada cetek bengek amat ya?masa dibilang gitu aja langsung menuju rasis banget? akhirnya, anak-anak cwe yang tadinya cuma berani ngejauhin, sejak ini sudah mulai bertindak, karena mereka merasa ada sekutu yang bakal ngedukung strategi invasi mereka.sabar..sabar..orang sabar kempolnya melar..suatu hari, geng mean girls (MG) ini lagi ngomongin aku di depan. lah, biasanya orang kahn ngomongin dibelakang, yang ini malah terang-terangan di depanku sambil cekikikan centil. dihh,,najis amat c mbak, ketawanya biasa aja napa! ( gumamku dalam hati ). ada salah satu anggota mean girls ini yang sengaja ngomong keras-keras.MG : "ehh,,emang ya yang namanya orang jawa tuh kayak gak taw etika, g ada raso jo pareso-nya gt.."(sambil ngelirik ke arahku)bak membangunkan raja singa yang tidur, saya langsung berdiri dan menghampiri kerumunan cwe laknat yang dah dari dulu rasanya pengen saya mutilasi dan setiap potongan jasadnya saya buang di negara yang berbeda. karena gak terima sukunya dijelek-jelekan, muncullah struggle for power saya,rasa ingin memberontak dari segala tekanan dan serangan dari pihak lain, apalagi cecurut-cecurut kunyuk ini.bLoP* : sambil mukul meja saya bilang, " woy, kalo emang berani gak usah tanding bacot deh, langsung duel aja berani gak? sok ngejelek-jelekin jawa lagi, NGACA dulu donk sebelum ngomongin orang!!" MG : "iihh..apa c..iihh..apa c..siapa juga yang ngomongin kamu?"bLoP* : "gak usah sok gak taw d ya, jangan kira gw takut ma lw, curut!". dengan gaya sok preman biar keliatan sangar.heheheheakhirnya mereka membubarkan diri, takut saya nonjok beneran kali, cuz gara-gara dendam kesumat ma cwe-cwe ngepet ini, saya belajar karate dan ikut kejurda yang akhirnya dapet medali perak atas komite puteri kelas 40 kg.huh,,wanimati,,akhirnya masalah ini terdengar sampai telinga WAKASEK dan kami semua dipanggil beserta orang tua. terbongkarlah kebusukan mereka, dan berjayalah saya. mereka mendapat peringatan dari WAKASEK dan tobat untuk membuat ulah lagi.cuma satu hal yang disayangkan..si AS*INDRA tetep aja kagak berubah ampe saya lulus SMP. dan kabar terbaru yang saya dengar adalah semua guru di SMP saya memboikot AS*INDRA atas tuduhan korupsi.MAMPUS!!!!

Selasa, 17 Juni 2008

Rasialisme di Indonesia (by Borneo)

Sebagai orang yg penah hidup di taun 2008, aku pengen meringatin 100 taun Kebangkitan Nasional dgn bangkit, mulai dari diri sendiri.Dan katanya Deddy Mizwar : Bangkit ituh marah !!So kali inih aku pengen marah-marah.

Langsung aja :Aku sering ngalamin perlakuan rasial di kampus FISIPOL, kampus yg ironisnya paling sering meneriakkan perdamaian dan penghapusan rasialisme. Salah satu yg gag bakal aku lupain adalah kata-kata dosenku : Kualitas seseorang ditentukan dari daerah tempatnya berasal. Kata-kata yg di FISIPOL UGM kesakralannya udah setara sama ayat-ayat dalam Bibel. Iya Bu iya, aku emang dari desa. Aku kampungan. Norak. Udik. Tapi kalo Ibu pikir aku takut ngakuin hal ituh, Ibu salah. Ngapain takut?? Ngapain minder?? Toh ngakuin ituh gag mengakibatkan aku mati. Tititku masih pada tempatnya, gag ilang.Dan orang-orang kayak Ibu pasti ngerasa beruntung banget lahir dan dibesarkan di kota. Di Jogja. Ato di manapun ituh. Bagi kalian Jogja adalah Palestina yang suci dan istimewa. Sedangkan Wonosari dan Kulonprogo adalah Sodom dan Gomorah yang hina, penuh dengan penduduk yang terjangkit lepra. Kepada kami, kalian memandang rendah, menertawakan, dan menghina. Tapi apa yg bikin kalian pantas ngerasa bangga?? Bukan kalian yg bikin kota kalian istimewa.
So, jangan penah lupain kata-kataku : Yang hebat ituh kota kamu, bukan kamu. Kamu tuh cuma nothing, gag berharga. Gag penah punya arti apa-apa. Manusia yg gag berguna. So, ngapain kamu hidup??Aku juga tau, aku sering diomongin tentang penampilanku. Aku tau di depanku kalian biasa-biasa aja, tapi setelah aku lewat, kalian mulai bisik-bisik di belakangku. Thus pas aku udah jauh, kalian ngetawain aku kenceng-kenceng sama temen kalian. Kenapa bisik-bisik Bos, sama temen lagi?? Kenapa gag terang-terangan aja ngehina di depan mukaku?? Takut?? Alah, tampangmu preman, mentalmu bencong. Kalo berani ayo keluar kampus, satu-satu. Wanine mung bisak-bisik, golek konco meneh. Aku gag nyangka kalo di FISIPOL UGM ternyata banyak cowo pengecut. Pyuh...Ngapain sih kalian ngurusin penampilan orang lain?? Ada orang yg gendut dan sipit dikit, kalian ledekin kantong gajih kuliah. Ada cewe yg monyong, kalian ledekin anoman ngungsi ke Jogja. Temen-temen dari Indonesia Timur kalian ledekin dakocan dari Kongo. Dan kalian pikir mereka bisa sesuka hati ngerubah penampilan mereka, gituh?? Gag pren, mereka dapet ituh sejak mereka lair. Gag beda dengan cara kamu dapet sifat suka ngomongin dan nyari-nyari kekurangan orang lain. Dan kalian pikir kalian lebih sempurna sampe boleh ngetawain mereka?? Kalian pikir mereka bakal minder setelah kalian bikin mereka malu?? Gag pren, tanpa kalian tau, malah mereka yg ngetawain kamu. Di mata mereka, kalian tuh manusia-manusia yg gag pantes diladenin. Cuma dilirik aja kalian gag pantes. Worthless. Kalian bener-bener menyedihkan, pren.Thus ngapain kamu ngomentarin penampilanku?? Celana jins kumel dan sepatu bulukku?? Baju item-itemnya Prada yg gag pernah ganti seminggu?? Kalian pikir ituh ngaruh?? Gag pren. Gag sama sekali. Asal kamu tau : AKU DANDAN BUAT AKU SENDIRI, BUKAN BUAT KAMU. Siapa kamu sampe-sampe aku mau bersusah payah ngabisin waktu di depan cermin buat bikin kamu terkesan?? Aku gag penah ngarep kamu ngalem penampilanku thus jatuh cinta sama aku, apalagi kamu para cowo. Kamu bukan siapa-siapa. Kamu yya kamu, aku yya aku. Dan beginilah caraku menghargai diriku sendiri dan kalian. Kalo kalian bukan manusia picik yang berpikiran instan, kalian gag bakal ngenilai aku negatif cuma dari penampilanku. Cuma kalo.Dan kalian masih menertawakan orang-orang dengan aksen Banyumasan?? Orang-orang dari Tegal, Purbalingga, Banjarnegara, dan sekitarnya?? Bingung?? Mungkin kalian akan lebih paham kalo kalian denger istilah : bahasa Ngapak?? Yap, orang-orang dgn bahasa Ngapak emang selalu ditertawain kalo ngomong dgn bahasa kebanggaannya. Seakan-akan di FISIPOL tradisi ngetawain orang Ngapak lebih waijb daripada perintah sholat buat orang Muslim.

Kalian pikir ituh lucu, wagu, dan malu-maluin. Kalian pikir bahasa kalian lebih keren, lebih gaul, lebih bisa diterima. Emang pren, bahasa kalian tampaknya kayak gituh, kayak penilaian kalian. Bahasa kalian lebih banyak dipake bahkan sama orang-orang di luar daerah kalian. Ada orang Medan, orang Lampung, orang Madiun, transmigran Papua yg balik lagi ke Jawa, orang Kudus, pake aksen kalian. Bahkan ada juga orang dari suku mayoritas yg bahasanya udah adiluhung rela mengganti aksennya selama kuliah demi bisa bergaul sama kalian. Tanpa mereka tau kalo aksen ituh dulunya dipake sama preman-preman pasar yg kebanyakan malah udik dan gag berpendidikan. Ada juga orang Jawa yg ikut-ikutan ngetawain aksen Ngapak tanpa mereka tau kalo sebagian besar pelaku kriminal di negara ini berasal dari suku yg selalu make bahasa mereka sendiri. Apa mereka lupa kalo orang-orang yg ngancurin negara inih berasal dari golongan yg sebahasa dgn mereka?? Makanya, kita harus introspeksi diri waktu ada sentimen anti Jawa, waktu ada isu kalo ada tattoo F*** Java di bagian tubuhnya personel Superman Is Dead yg dari Bali ituh. Bukan malah menghujat dan menghajar mereka. Iya, kalian mayoritas, temen kalian banyak, tapi bukan berarti kalian selalu bener khan?? Bukan berarti waktu agama kami (agak) beda dari kalian lalu kalian seenaknya aja bakar masjid kami. Indonesia ituh negara Pancasila pren, bukan negara agama kamu.(Aku berani taruhan, kita ambil satu orang Ngapak dan satu orang dgn bahasa yg kamu bangga-banggain, kita suruh mereka ngomong bahasa Indonesia di depan umum. Pasti orang Ngapak pake bahasa Indonesia dgn lebih bener, tanpa bahasa gaul yg justru ngerusak bahasa Indonesia ituh sendiri. Aku jamin. Neptunus gag penah salah.)

Terlepas dari bukti-bukti dari FISIPOL UGM di atas, gag semua orang di Jogja inih rasis kog pren. Masih banyak bgt orang yg welcome sama perbedaan latar belakang dan kekurangan fisik seseorang. Tapih ya ituh tadi, gag ada manusia yg sempurna. Juga kami warga Jogja. Lha Superman aja bisa mati. So, kita gag boleh ngenilai seseorang cuma dari penampilan dan plat kendaraannya. Buat para pendatang, jangan kapok dateng ke Jogja. Warga Jogja selalu cinta orang Kulonprogo, Wonosari, Indonesia Timur, dan orang-orang Ngapak. Warga Jogja cinta minoritas. Kami cuma minta satu hal : jangan sakiti Jogja kami.


Keep peace, keep green...

Kamis, 12 Juni 2008

signifikansi demo terhadap perubahan kebijakan

dalam kondisi yang susah ini, banyak masyarakat indonesia yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Dua kebijakan utama pemerintah yang sangat menjadi fokus para massa adalah Kenaikan BBM dan BLT. para pendemostrator, melakukan segala cara untuk menunjukkan aspirasi mereka. Mulai dari demo secara ramai-ramai, sampai jahit mulut.

hal yang saya heran adalah tindakan jahit mulut yang sebetulnya menyiksa diri sendiri. mereka menunjukkan aksi mogok makan dan selama beberapa hari dan kemudian mereka menyiksa diri sendiri. Apabila aksi mogok makan tersebut yang melaksanakan adalah orang-orang dalam diet, mungkin saya akan mendukungnya,namun lihatlah sendiri, bahwa orang yang melakukan aksi tersebut sudah sangat kekurangan makanan sepertinya. Mereka dalam aksinya berharap bahwa para mahasiswa akan turut prihatin dan mencoba melakukan demo besar-besaran lagi untuk merubah kebijakan pemerintah.

kebijakan pemerintah yaitu kenaikan BBM dan BLT ini dicoba kembali agar pemerintah mau menarik semua hal ini. saya sedikit bingung dengan apakah para pendemonstran memiliki kualifikasi pendidikan yang cukup untuk bisa membaca dan menulis? karena sepertinya pelajar SMA sebetulnya sudah bisa mengerti situasi yang cukup mendilematis pemerintah ini. Di sisi lain, memang kesalahan secara institusional dari pemerintah bahwa pemerintah kurang dalam komunikasi politik mereka, hal ini juga dikritik oleh pakar komunikasi Effendi Ghazali, yang menyatakan iklan yang kemudian muncul para menteri tersebut. iklan tersebut nampaknya kurang kena kepada mahasiswa yang mungkin saja termasuk kategori NASAKOM(Nasib Satu Koma) yang sepertinya tidak mengerti penjelasan dari pemerintah, baik media cetak maupun media elektronik.

kembali ke masalah demonstrasi, bahwa apa yang diinginkan oleh para demonstran untuk merubah itu sepertinya sia-sia saja. dalam kasus ini, dan mungkin kasus lain, bahwa sebetulnya kebijakan pemerintah telah disusun dengan secermat-cermatnya dan pasti (seharusnya) menguntungkan rakyat. dalam kasus BBM, ide brilian pemerintah sebetulnya cukup bagus, mereka tidak lagi mensubsidi sebuah produk, namun mereka berfokus pada subsidi rakyat miskin, sehingga mereka memberikan bantuan tunai langsung, di luar semua kelemahan tersebut.

sebuah analogi yang cukup sederhana adalah, bahwa apakah tanpa BBM kita bisa jalan? tentu bisa, namun apakah tanpa nasi atau paling tidak makanan kita bisa hidup? tentu tidak.

pada akhirnya demonstrasi untuk mencabut kebijakan yang sudah terjadi sebetulnya sudah tidak relevan. pertanyaan yang sangat fundamental adalah, kenapa para mahasiswa harus capai untuk menunjukkan aspirasi mereka, dan mewakili rakyat yang mungkin tidak protes, untuk maju demonstrasi...


sungguh ironi....

Selasa, 10 Juni 2008

Solusi masalah “demokrasi” di forum ataupun di Indonesia

Sebuah konsep demokrasi di Indonesia akan langsung saya katakan ada sebuah kontradiksi di dalam konsep demokrasi dan konsep budaya. Konsep demokrasi sendiri selalu bercermin pada sebuah negara yang sudah lama menggunakan konsep ini, dengan melalui proses yang panjang dan sangat rumit. Sebuah contoh, ketika Amerika Serikat merdeka, kemudian ada slogan “every man created equal” dan demokrasi dari sana mulai muncul, namun tetap masih ada kontradiksi dalam prakteknya. Karena pada beberapa tahun prakteknya kata “every man” hanya berlaku untuk kaum kulit putih. Hal ini serupa dengan indonesia yang mengalami kontradiksi di beberapa konsep. Namun saya menekankan pada satu konsep saja yang sedikit banyak membingungkan.

Pada sebuah konsep demokrasi, pengambilan suara berdasarkan suara mayoritas, dan biasanya atau seringnya, golongan yang kalah dalam pengambilan suara mengambil langkah menjadi pengawas dari golongan yang menang. Konsep pengambilan memang memiliki keunggulan yang sangat cepat dan tepat. Voting juga memiliki sebuah pengambilan suara yang sangat mudah. Namun jelas sekali kelemahan dari voting adalah akan terjadi kurangnya win-win solution. Dimana pihak yang kalah akan sering dirugikan tanpa mereka bisa berbuat apa-apa. Sebagai contoh nyata adalah pemerintahan di Kenya yang dimana apabila sebuah presiden berkuasa, jangankan mentri yang diganti, bahkan apabila anda hanya kepala bagian anda juga bisa dirubah dan diganti.

Konsep budaya pengambilan suara di Indonesia yang sepertinya dipuja-puja dan telah ditanam sejak zaman SD adalah musyawarah untuk mufakat. Kelebihan ini adalah akan tercipta win-win solution yang bisa lebih adil dan lebih dikompromikan. Namun kelemahan dari ini adalah masalah waktu. Bayangkan saja apabila MPR harus kembali berdiskusi seperti zaman orde baru yang akhirnya membuat waktu memilih presiden sangatlah lama, belum lagi masalah apabila ternyata rakyat tidak setuju untuk memilih presiden atau kebijakan tersebut. Belum lagi resiko akan adanya pemboikotan halus oleh ketua atau mungkin anggota lain, dan bentuk macam-macam.

Untuk mengatasi masalah itu maka ada sebuah solusi yang coba saya tawarkan namun saya rasa ini hanya akan efektif pada sebuah forum kecil. Dalam sebuah forum, saya yakin bahwa jumlahnya sangat banyak atau paling tidak cukup menjalankan sistem ini.

dalam rapat, pemimpin rapat, biasanya ketua, sekertaris dan bendahara memiliki otoritas yang lebih tinggi. Namun merekalah decision maker di forum itu.
maka pemimpin akan mempunyai dewan yang bersifat netral yang harus berjumlah ganjil, atau mungkin berkekuatan ganjil.
dalam pembahasan masalah, maka tiap peserta mempunyai hak untuk mengajukan idenya, secara garis besar saja.
setelah ada garis besar yang cukup memadai, entah berjumlah berapapun juga, maka peserta yang sependapat akan dikumpulkan dengan orang yang mempunyai ide tersebut.
para pemberi ide tersebut akan menjadi pemimpin dalam satu forum kecil tersebut, dan mereka akan berdiskusi dengan para pesertanya.
setelah diskusi kecil tersebut, maka akan ada diskusi besar yang dalam tiap kelompok kecil akan ada dua atau tiga perwakilan yang maju untuk agregasi kepentingan.
tiap pembicara diberi waktu sekitar sepuluh menit, dan peserta lain bisa interupsi dengan waktu maksimum 15 detik, dalam jangka waktu menit ke dua sampai menit ke sembilan.
setelah itu, maka akan ada reses dari peserta, waktu ditentukan oleh dewan netral tersebut.
tiap dewan netral akan memiliki pendirian dan voting sesuai dengan alasan yang jelas dan tiap anggota dewan netral pun bisa disanggah pendiriannya apabila tidak memiliki pendirian dan alasan yang kuat.
setelah itu maka dibuatlah satu joint statement yang harus ditaati oleh semua pihak


sistem ini cukup ideal dalam menangani kasus yang dalam forum kecil. Sistem ini juga memang memiliki kelebihan dan kelemahan diantara dua konsep indonesianisme diatas. Namun konsep ini cukup meyakinkan dan membuat peserta lebih berpikir keras. Peserta juga akan bekerja keras dalam meyakinkan para dewan, apabila mereka gagal dalam meyakinkan dewan, itu adalah salah mereka sendiri, karena kebodohan mereka dalam meyakinkan.

Pada akhirnya kelemahan tetap ada, dan anda bisa mengadopsi sistem ini.

Minggu, 01 Juni 2008

Belajar bersama...

menghadapi UAS ga gampang lho.. duh, kita bingung enaknya gimana supaya nilai kita ga ancur lg,,,,,

jadi saya menawarkan solusi belajar bareng,,, ayo koordinasikan donk,,,

serangan FPI ke Aliansi kesatuan

Pada hari minggu tanggal 1 June 2008 dimana hari kebangkitan pancasila seharusnya dilaksanakan sebuah gerakan yang sangat bodoh- benar kelewatan. FPI menyerang sebuah aliansi kebangsaan yang ingin adanya kebebasan agama. Ada dua hal yang ingin saya soroti, pertama adalah adanya tindakan para FPI yang menyerang dan melanggar HAM, dan kedua adalah masalah kebebasan beragama.

Dalam masalah pertama, maka harus kita lihat kejadian dari penyerangan ini. Tindakan FPI melanggar beberapa unsure HAM yang ada di Indonesia baik di UUD 1945 maupun Undang-undang.

Pelanggaran pertama adalah penganiayaan, dimana setiap warga Negara tidak boleh menyerang orang lain kecuali membela diri. Membela diri adalah dalam konteks apabila dalam keadaan terserang. FPI mengatasnamakan Islam sebagai unsure pembelaan mereka, memang dalam islam yang saya tahu adalah ada unsure untuk membela agama sendiri, namun apakah pembelaan ini harus dilakukan dengan kekerasan? Apakah Islam yang dimengerti oleh FPI sangat terlalu kaku dan menghalalkan kerugian terhadap orang lain dalam bentuk penyerangan dan perusakan? Sebuah fenomena unik dari FPI yang sudah berkali-kali melakukan penyerangan. Hal yang perlu kita perhatikan dalam penyerangan ini adalah kenapa polisi tidak menangkap pelaku penyerangan? Apakah polisi yang mungkin mayoritas beragama islam takut akan FPI dan takut dianggap Murtad atau apapun istilahnya? Padahal sudah sangat cukup jelas bahwa FPI melakukan pelanggaran HAM yang berbahaya. Atau mungkin, ada sebuah pertanyaan unik lagi yaitu siapa dalang FPI sehingga bisa kebal dari polisi?

Pelanggaran kedua adalah perusakan terhadap kepemilikan barang orang lain. Sudah cukup jelas bahwa media masa memberitakan adanya perusakan truk yang digunakan aliansi kebangsaan. Perusakan tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap atribut orang lain dan sudah jelas merupakan kerugian secara materil terhadap pihak yang dirusak.

Ketiga adalah memberikan rasa takut. Pelanggaran berupa memberikan rasa takut hampir mendekati aksi terorisme. Pada dasarnya terorisme adalah kegiatan yang memberikan rasa takut, namun bedanya biasanya terorisme bertujuan politis. Rasa takut ini jelas bisa merugikan orang secara non materil. Rasa takut ini bisa berimplikasi terhadap kebebasan berpendapat orang lain yang mungkin takut akan serangan pihak-pihak lain.

Keempat adalah pelanggaran dalam kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul sudah jelas ada dalam undang-undang dasar 1945. hal ini menjadi unsure fundamental sebuah bangsa Indonesia ini. Apabila hal itu dilanggar berarti unsure fundamental sebuah Negara juga dilanggar, dan itu merupakan cukup berat pelanggarannya. Kenapa FPI melanggar kebebasan berpendapat karena penyerangan mereka dilakukan sebelum aksi dari aliansi kebangsaan dimulai. Hal ini jelas sebuah kasus yang bisa kita bilang dalam islam su’uzhon, atau berburuk sangka. Prejudice ini adalah sebuah ajaran yang tidak baik dalam islam yang saya tahu, artinya mereka sendiri yang melanggar ajaran mereka sendiri.

Hal ini merupakan hal yang tidak hanya terjadi sekali di Indonesia. Apakah akan terulang terus kebebasan Indonesia ini? Apakah bangsa ini akan terus terkena dampak dari ketidakbebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul? Hahaha, sebuah fenomena unik namun nyata, namun memalukan. Apakah tidak wajar apabila pihak internasional menyebut Indonesia sarang teroris? Yang selalu memberikan rasa takut akan kebebasan manusia dan hak-hak fundamentalnya?

Dalam media masa masih banyak iklan yang menceritakan atau mengajak akan sebuah kebangkitan bangsa. Mungkin saja banyak orang yang tidak mengerti bahwa perdamaian bisa mengakibatkan dan membawa kita ke kebangkitan, padahal pesan dari iklan-iklan yang cukup jelas.

Bukankah Islam juga mengajarkan adanya sebuah kebebasan berpendapat dan beragama dalam kehidupan? Dari cerita yang saya dengar dari beberapa pemuka agama bahwa zaman nabi Muhammad saja ada sebuah kebebasan. Kebebasan berpendapat juga sah saja oleh FPI, bukan berarti dibubarkan oleh pemerintah, yang berarti pemerintah juga akan melanggar kebebasan berpendapat FPI. Apabila FPI ingin membuat peraturan seenak mereka saja, maka saya akan menyarankan dua hal, pertama adalah sebaiknya mereka membentuk partai politik agar bisa mengubah peraturan pemerintah, dan kedua adalah kudeta saja Negara ini agar bisa membuat peraturan seenaknya….

Peace….

(Masalah kedua akan dibahas dalam artikel selanjutnya)